Kamis, 22 Oktober 2009

Free Download Lagu ST 12 Kebesaranmu MP3 Lirik Chord Album Video Gratis

Free Download Lagu ST 12 Kebesaranmu MP3 Lirik Chord Album Video Gratis

Posted using ShareThis

HöW Tö TäKê A CÖURSè IÑ PâRè..

Menanggapi beberapa message yg masuk mengenai tulisan saya di blog pribadi saya ini tentang Pare, sebagian besar menanyakan bagaimana langkah awal kita dan hal apa yang perlu kita perhatikan sebelum m'ngambil kursus di sana. Saya coba untuk menguraikannya. Sengaja saya posting di FB terlebih dahulu, agar mudah diakses oleh tèman2 ybs n alumni2 serta para tentor. Ok, chek it out!

Berikut adalah hal-hal yang perlu di perhatikan, sebelum mengambil kursus di Pare

* KUMPULKAN INFORMASI
Mungkin ada teman-teman kita yg pernah kursus disana. Kita bisa korek-korek info dari dia. Kita tanya tentang peñgalaman-pengalaman serta program apa yang dia ambil. Semakin banyak info yang kita dpt,smakin baguz. Tapi ingat, jangan m'nelan mentah2 informasi yg kita terima, karena terkadang bisa aja bersifat subjektif. Berusahalah untuk tetap objektif!

* SURVEY
Kedengarannya sepele, tapi penting. So gak usah 'eman' ngeluarin ongkos PP untuk survey. Justru survey adalah kesempatan bagi kita untuk lebih mengenal lingkungan, suasana, lokasi, pilihan2 kursus, boarding house, dll karena menyangkut hajat hidup kita slama di Pare nanti.


* PILIH PROGRAM SESUAI KEBUTUHAN

Di Pare ada beranéka pilihan program kursus. Ada bahasa Inggris, Jepang, Korea, Mandarin, kursus Komputer, Sempoa, dll. Memang c yg terkenal adalah Kursus bahasa Inggris (dengan pilihan program: Speaking, Grammar, TOEFL, dll) karena memang pelopor utama kursusan d Pare adalah BEC. Bagi yang pengen tau sejarahnya, monggo.. Intip aja blog saia (hu..hu..promosi lagi! ^_^). Saat disana, rasanya pengen banget ngambil banyak program. Apalagi harga masing2 program & biaya hidup sangat terjangkau. Tapi kita juga harus m'ngukur kemampuan. Kalo tidak kuat untuk ambil program banyak-banyak, ya tidak usah dipaksakan. Nanti badan dan otak bisa keriting. Lebih baik ambil program sesuai dg kebutuhan saja, sisanya bisa diambil pada bulan berikutnya atau lain waktu. Seperti itu lebih efektif. Toh Pare ga akan lari kemana... Teteup di Kediri - Jawa Timur.

* PERHATIKAN KUALITAS
Semakin lama, semakin banyak kursusan baru. Perhatikan kualitas masing-masing kursusan, dan program apa yg paling bagus dari tiap kursusan.


* BOARDING HOUSE YANG NYAMAN & STRATEGIS

Ada 2 pilihan boarding house disana: kosan biasa dan camp. Bagi yang pengen intens menggunakan bahasa Inggris, camp bisa jadi pilihan yang tepat karena merupakan English Area. Selain itu, usahakan memilih lokasi boarding house yg letaknya strategis. Mengingat jarak antara 1 kursusan dg kursusan yg lain tdk dekat.

* KRING-KRING GOES..GOES..
Seperti yang sudah saya sebut diatas,bahwa jarak kursusan 1 dengan lainnya tidak dekat. Bagi teman-teman yang tidak bisa bawa motor ke Pare, tidak usah khawatir. Karena disana banyak disewakan sepeda onthel. Asyik juga sepedaan sambil menikmati pemandangan desa yang masih ijo-ijo.

* WASPADALAH... WASPADALAH..!
Namanya hidup rame-rame, waspadalah terhadap barang masing-masing. Jangan suka taruh dompet n hape sembarangan. Kalo parkir motor or sepeda mending dikunci gembok. Bahkan saat parkir sendal, kalo perlu
di Alarm (hoho... Emang bisa?!?) Mengingat banyak kejadian kehilangan....


* JAGALAH HATI

Namanya hidup rame-rame, kita pasti sering b'interaksi dengan teman-teman. Jangan sampai terkena konflik. Dan bagi temen-temen yang Camp Putri & Camp Putra berdekatan... AWAS CINLOOOOK!! Hohoho... ^_^

Sementara ini saja info yg dapat sya berikan, bagi temen-temen yang punya info lain tentang Pare, silakan... Saya tunggu masukannya. ^_^V

Minggu, 03 Mei 2009

JIWA ENTERPRENEURSHIP, jangan pergi dariku!!!


Jum’at 1 Mei 2009, saya mendapat panggilan tes di sebuah perusahaan yang cukup bonafide di kota Surabaya. Saya mendapat giliran panggilan pukul 08.00, dan Alhamdulillah... saya sampai ditempat itu tepat waktu. Tes terbagi dalam 2 tahab. Tahab pertama, psikotes, dilanjutkan dengan tahab interview. Sesampai di ruangan HRD, ternyata peserta tes dibagi menjadi beberapa kelompok. Ketika saya memasuki ruang psikotes, Dari dalam ruangan keluarlah dua orang wanita yang telah selesai mengerjakan psikotes dan menuju ke ruangan manager HRD untuk melanjutkan ke tahab interview. Sayup-sayup saya dengar percakapan ketika mereka diinterview, ternyata mereka adalah lulusan S1 dari sebuah Universitas terkemuka di kota Surabaya. Orang pertama dari jurusan Komunikasi yang melamar sebagai Customer service, sedangnya yang lainnya adalah lulusan S1 Psikologi dari kampus yang sama dan melamar sebagai staff HRD. Wah... ini salah satu saingan saya rupanya. setelah berada di dalam ruang psikotes, masuklah seorang lelaki berjenggot dengan menggunakan kemeja putih cukup rapi dan berbadan tegap. Ehm.... Lelaki itu duduk disebelah saya, dan menyapa saya.

LYDSS
(red : Laki-laki Yang Duduk di Sebelah Saya)
: ” Selamat Pagi mbak, mbaknya ikut tes juga?”
Saya : ” Iya Pak..( red: sebenernya pengen manggil ’mas’ tapi karena ngeliat jenggotnya, sepertinya lebih cocok dipanggil ’bapak’ hehehe...)
LYDSS : ” Mbak melamar sebagai apanya mbak?”
Saya : ” HRD Pak... bapak sebagai apa...?”
LYDSS : ” Waaah... kalau saya sih bagian yang kasar-kasar saja. Saya lulusan S3 sih : SD, SMP, SMA. Hehehe…. Kalau mbak lulusan apa?”
Saya : “S1 Psikologi, pak.”
LYDSS : ” S1? Kenapa mbak ngelamar kerjaan mbak?”

Hah? ”Kenapa ngelamar kerjaan?” Saya tersentak dan mengernyitkan kening. Kok pertanyaan bapak ini agak aneh ya...? ( menurut saya).

Saya : ” Ya... kalau tidak kerja, dari mana saya bisa membiayai hidup? Masa’ mau bergantung sama orang tua terus, pak..”

LYDSS : ” Bukan gitu mbak... maksud saya gini. Saya kan Cuma lulusan SMU. Nah... kalo mbak dan mbak-mabak yang tadi itu (menunjuk kedua orang pelamar yang berada diluar ruangan) kan lulusan S1. Sekarang saya lagi ngelamar kerjaan. Mbak juga. Nah... kenapa setelah saya lulus dari SMU dan mbak lulus dari S1 tidak ada perbedaan? Sama-sama mencari pekerjaan?”
Saya : ” Memang benar kita sama-sama mencari pekerjaan, pak... tapi posisi dan salarynya berbeda, bukan?”
LYDSS : ” Kalo masalah gaji, bisa saja saya mencari gaji yang setaraf dengan gaji mbak seiring dengan jam terbang yang semakin tinggi dan kenaikan jabatan. Nah... kalo sudah begitu. Apa bedanya hayo... antara seorang lulusan SMU dan S1 kalo ujung-ujungnya sama-sama menjadi pencari pekerjaan dan mendapatkan upah yang sama besarnya. Apa ga rugi mbak kuliah lama-lama?”


Haduuuuh... bapak ini semakin memojokkan saya dengan pertanyaan-pertanyaan anehnya. Tapi memang apa yang dia katakan itu benar. Dan sepertinya... saya sudah dapat menangkap arah pembicaraan bapak itu.

Saya : ” Oooo... maksud bapak : seorang lulusan S1 seharusnya lebih unggul dari lulusan SMU di dalam hal pekerjaan? Kalo seorang lulusan SMU mencari pekerjaan, seorang lulusan S1 seharusnya mencip...”
LYDSS : ” Yup, menciptakan pekerjaan!!!”

OMG!! (baca: Oh… My God!!) It’s very inspirating for me!! Kenapa ga kepikiran dari tadi. Berbicara mengenai menciptakan pekerjaan berarti kita berbicara tentang enterpreneurship alias kewirausahaaan.

Semasa kuliah dulu saya sering merealisasikan ” enterpreneurship” itu. Walaupun dimulai dari hal yang kecil-kecil saja. Seperti bisnis bunga hias, jualan jilbab, mengirim tulisan ke majalah, dll. (Red : selengkapnya ada di tulisan saya yang berjudul ” Mahasiswapun Bisa Cari Duit Sendiri”). Didukung dengan teman-teman pergaulan yang kebanyakan memiliki link dan minat yang sama saya dan lahan yang memungkinkan untuk buka usaha membuat peluang semakin terbuka lebar dan sayapun semakin semangat ’45. Tetapi setelah lulus kuliah dan setiap hari selalu disibukkan oleh pekerjaan di kantor, tidak ada lagi kegiatan wirausaha yang saya lalukan. Apalagi sekarang komunitas saya tidak lagi berasal dari kalangan koperasi dan enterpreneur-enterpreneur muda seperti ketika saya kuliah dulu. Seolah hal itu mulai meluntur pada diri saya.

Sebenarnya... sempat terlintas keinginan untuk membuka usaha sampingan selain kerja dikantor. Hanya saja masih terbentur masalah lokasi, waktu dan peluang usaha apa yang akan kita buka. Mo buka counter HP/ toko fotokopi/warnet/ apa lagi ya...? Sekedar untuk gambaran. Tempat tinggal saya berada di sebuah perumahan yang rata-rata penduduknya berada dalam ekonomi menengah keatas. Nah... rata-rata mereka sudah memiliki fasilitas yang lengkap. Mulai dari pulsa HP untuk keluarga, mesin print dan fotokopi pribadi sampai internet yang setiapp hari selalu online. Berbeda dengan lokasi daerah pendidikan yang banyak kos-kosan, daerah tersebut memang merupakan lahan basah bagi para pencari peruntungan. Buka usaha apapun, pasti bisa. Walaupun didaerah itu, mereka juga opunya banyak saingan. Tapi paling tidak... konsumen di daerah seperti itu jauh lebih banyak di banding dengan konsumen di daerah perumahan elite.
Nah... bagi temen-teman yang punya ide sebagai inspirasi untuk saya, saya tunggu masukannya yack... 

Minggu, 26 April 2009

GARA-GARA SALAH INFORMASI



“ Pengumuman-pengumuman… ada perubahan jadwal seragam: untuk hari senin-selasa tetap pakai blazer hari rabu tetap pakai batik kantor, nah.. hari kamis yang biasanya pakai batik kantor berubah menjadi kemeja putih. Hari jum’at biasanya pakai kemeja putih berubah memakai kemeja bebas. Hari sabtu tetap pakai batik bebas. Tolong diperhatikan dan jangan sampai lupa ya!!!” Itulah pengumuman penting dari asisten Manajer dikantor yang disampaikan pada hari Senin pagi dan langsung kami catat baik-baik. Dicatat di blocknote dan dicatat di otak kami masing-masing.

Hari Selasa dan Rabu berjalan aman-aman saja, karena memang tidak ada perubahan jadwal seragam. Hingga detik-detik mendekati hari Kamis (Rabu malam), datang beberapa SMS dari teman-teman sebidang yang intinya meragukan tentang kapan mulai berlakunya jadwal seragam baru.

Balasan dari saya
” Sorry mbak, aq g denger si bapak bilang mulai kapannya... Mulai kpn ya mbak? Yuk kita cari info.”

Awalnya, saya yakin 100% bahwa esok hari seharusnya kami menggunakan seragam atasan kemeja putih, seperti yang telah di informasikan oleh Asman kami tempo hari. Tapi, berhubung informasi yang saya terima, saya berinisiatif untuk mencari informasi lebih lanjut. Kami berusaha menghubungi Assisten manajer kami tetapi HP tidak aktif. Alternatif lain, saya coba-coba mencari informasi ke rekan kami dari bidang lain.

Balasan SMS dari teman saya dari bidang Lain
” HAH?? Masa’ seh mbak ada perubahan jadwal seragam? Aku kok ga dikasih tau sama manajerku ya mbak?”

Saya menginformasikan informasi ini kepada teman-teman, bisa menjadi pertimbangan sih, kenapa teman dari bidang lain tidak mengetahui jika ada perubahan jadwal seragam. Karena kami berpedoman pada ”petuah” AsMan tempo hari, kami sepakat untuk mengenakan seragam atasan kemeja putih seperti yang telah ditentukan. Mungkin saja perubahan jadwal seragam memang hanya untuk bidang kami saja.

Keesokan harinya.....
Seperti yang kami duga. Dikantor, semua penghuni kantor masih tetap mengenakan seragam lama. Yaitu seragam batik kantor. Hanya bidang kami saja yang mengenakan atasan kemeja putih.
Hingga suatu saat... ketika kami akan memulai aktifitas rutin kami, Salah satu teman menghampiri kami.
Teman 1 :” Niiiid... gawat... gawat...”
Saya : ”Apanya yang gawat?”
Teman : ” Itu... Anu... soal seragam!!!”
Teman 2 : “ Oooo... soal seragam? Iya mbak, aku tau. Kita tampil beda kan? Yang laen masih tetep pakai seragam lama.”
Teman 1 : “ Bukan... bukan itu... tadi aku ketemu pak WeKa (baca: Wakil Kepala). Nah... beliau menegurku. Kenapa pake seragam beda. Disuruh ganti baju sekarang juga. Kalau ga ada batik, Minimal dirangkepin blazerlah...”
Saya : “ Lhoooo... tapi kan kita ini nurutin intruksi dari pak AsMan.”
Teman 1 : “ Itu dia masalahnya... kata Pak WeKa, semula memang mau diadakan perubahan jadwal dari kantor, tapi keputusan itu dicabut kembali sebelum adanya sosialisasi. Nah... Pak asMan terlanjur menginformasikan kepada kita, tapi tidak meralat kembali.”
Saya & Teman-teman: “ HAAAH....??” (koor bareng, serentak menoleh ke arah pak AsMan, geram) ”Pak ASMAAAAAAAAAAAAAN..........”
Pak AsMan : (nyengir) ” Maap... Maap...”

Dengan cepat kilat kami menyebar keseluruh kantor. Mencari pinjaman baju batik ataupun blazer (ada beberapa teman kantor yang menyimpan baju di kantor, saya tidak). Akhirnya... saya mendapat pinjaman blazer dari salah seorang manajer wanita dikantor. Waloupun agak kotor karena belum dicuci dan gedenya Na’udzubillah... tapi lebih baiklah... daripada tidak ada.

Dari pengalaman kami diatas, terfikir oleh saya bahwa Informasi yang valid sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi maupun perusahaan. Untuk mewujudkannya, sangat diperlukan sistem komunikasi efektif untuk memastikan bahwa suatu organisasi / perusahaan mencapai sasarannya secara efektif. Jelaslah bahwa komunikasi dan informasi sangat berhubungan erat.


Arifin, 2003 : 156 menyebutkan beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan komunikasi yang efektif adalah
1.komunikasi harus bersifat manusiawi atau selalu memperhatikan sifat-sifat manusia.
2.komunikasi harus diusahakan seharmonis mungkin.
3.disesuaikan dengan kebiasaan yang berlaku selama ini.
4.Dilakukan melalui jalur kelembagaan yang tersedia dalam organisasi.
5.Disesuaikan dengan iklim atau situasi dan kondisi saat komunikasi berlangsung.
6.Memanfaatkan tekhnologi modern guna memperlancar komunikasi.
7.Memanfaatkan simbol-simbol maupun gerakan-gerakan yang sudah dipahami semua orang.

Komunikasi diharapkan dapat mencapai tujuan-tujuan tertentu, antara lain: Pertama, Komunikasi dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada klien, kolega, dan penyelia (supervisor). Kedua, komunikasi dapat dijadikan seseorang dapat diberikan informasi-informasi. Ketiga, Komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi orang lain. Keempat, komunikasi bertujuan untuk menyelesaikan masalah dan keputusan. ( Arifin, 2003:141).

Merujuk pada tujuan-tujuan komunikasi diatas, semoga saja perusahaan-perusahaan maupun organisasi-organisasi dapat mewujudkannya dengan sempurna, sehingga tidak ada Miss Communication dan Miss understanding dalam mencapai tujuan organisasi / perusahaan.

Source: Arifin, Rois dkk. 2003. Perilaku Organisasi. Malang : Bayumedia.

Sabtu, 28 Maret 2009

UNFORGETTABLE MOMENT I'VE GOT IN PARE (part II)

Masih dalam rangka kangen ma Pare, gue lanjutin cerita-cerita n pengalaman-pengalaman di kampung Inggris itu. Asyik juga disimak sambil minum teh, atawa sambil baca koran. (trus... ngebrowsenya pake mata yang mana yack? hehe...) let's chek it out..


11.Warnet & Telur

Di manapun berada, mo di Malang, Sidoarjo atawa di Pare sekalipun, gue ga bisa lepas dari warnet. Walopun ga sempet blogging, gue tetep nyempetin ngechek imel, MP, FS dan jobstreet sehari sekali. Apalagi di sebelah camp gue ada warnet yang cuma berbatas tembok setinggi paha. Jadilah tiap hari gue duduk setia di depan internet warnet itu. Sampe si bapak warnet apal ma gue. Jangan bosyen ya pak...! ­^_^ Suatu malam, gue sengaja beli telur jam 8 malem karena besok pagi buta males keluar buat beli sahuran (red: lagi bulan puasa nie). Besok tinggal goreng telor ajah, pikir gue. Setelah beli telor dari warung, seperti biasa gue mampir warnet disebelah camp. Gak terasa keasyikan ngenet tau-tau udah jam 21.05 WIB. Gawat! Camp udah dikunci neh. Dengan buru-buru, setelah bayar billing gue langsung lompat tembok pembatas warnet-camp setinggi paha (baca: biar cepet, ga pake acara muter lewat pager). Cowok-cowok camp yang liat pada tercengang. “ Busyeeet.. kalo siang namanya Miss Nida, kalo malem jadi Mister Nido. Hohoho...”. malu seh... tapi cuek aja ah!! Gue masih bisa nahan malu. Gak lama kemudian, terdengar suara orang manggil-manggil dari belakang. ” Mbak... mbak...” Pas gue liat, ternyata si pak warnet nguber gue dengan membawa sebuah bungkusan. ”Mbak.. mbak... telurnya ketinggalan.” (klo didenger-denger, jadi mirip suara Kiara di iklan GSM) Ooops...! Lagi-lagi ini cowo’-cowo’ berkomentar ”ternyata... walopun udah jadi Mister Nido, pikunnya masih tetep kayak Miss Nida yack?? Wakakakak... lagian ke warnet bawa telor segala. Ada juga ya USB b’bentuk telor. Wakakakakak. Kali ini gue ga bisa nahan malu n rasa kesel gue. Setelah say thanx ma bapak Warnet. Gue nyengir sambil ngacir. Ggrrrr...

12.Nilai TOEFL jeblok m’lulu
Duh, kalo yang ini seh aib. Ga penting buat diceritain, bukan konsumsi public. Hahaha…. Tapi setidaknya, dengan nilai yang menurut gue pas-pasan itu, gue jadi belajar lebih giat dan mendapat hasil akhir yang lumayan lebih tinggi dibanding nilai TOEFL gue dikampus.

13.Diuber browniez

Yang ini bukan aib. Tapi gue malu ceritanya. Beberapa hari sebelum program TOEFL gue di Mahesa barakhir, kita saling tukeran no hape. Tujuannya untuk always keep contact sesama siswa kursus walopun dah pada pisah. Gue udah tukeran sama temen-temen cewek gue yang sekelas. Untuk yang cowok, gue Cuma kasih ke 1 orang temen gue, Sholeh. Malem harinya, Hp gue di telpon sama salah satu cowo di kelas TOEFL gue. Tapi gue kaget, karena orang tersebut bukan Sholeh (cowo’ satu-satunya yang gue kasih telpon kan Cuma dia), tapi si *****, cowo termuda di kelas gue, baru tamat SMU tahun 2008 ini. Awalnya Cuma ngobrol biasa, tapi lama-lama dia bilang mo minta foto gue, “ Lho kan udah ada foto dikelas yang bareng-bareng itu” gue ngeles n dia bales ngeles juga “Itu kan foto bareng, gue pengen foto lo yang sendirian n orisinil, langsung dari hape gue. Besok ketemuan ya…” waduh, gue bingung.. apa seh maksudnya anak ini? Makin hari tingkah dia ke gue makin aneh aja. Alhasil, saben kelar kursus gue langsung ngeloyor pulang, biar ga ketangkep dia, hehehe... Hingga pada suatu hari, dia berhasil menyatakan perasaannya ke gue walopun via telpon (habisnya gue ngilang m’lulu sih). Glek… Kok bisa ya? gue kaget, perasaan gue anak ter’slebor’ di kelas, tukang telat, nilai ga bagus-bagus amat, wajah ga cantik-cantik amat, sikap biasa-biasa aja, low profil lah... Kok bisa-bisanya dia ngefans ma gue? (mode on:narziz..) Orang yang selama ini luput dari perhatian gue, orang yang umurnya 5 tahun jauh dibawah gue (Walopun kata orang tampangnya manis juga sih. Hehe…). Oh God… What should I Do? Mbak-mbak rekan sekelas gue (red:gue siswa cewe’ termuda dikelas) yang tau peristiwa itu, bukannya bela’in gue malah ngeledekin “ Nida… Nida… Congratulation!!! Kamu siswa berprestasi dikelas ini. Bisa menggaet cowo terkiyut n terimut dikelas ini.” Ada juga yang comment “ Nid… si T2 aja bilang ‘cintai aku, brownies…’ masa’ kamu yang udah dicintai brownies malah kabur seeeh? Mubazirrrr!!!”

14.Sepeda gue dimanaaa?
“Nur, sepedaku dimana yack?” gue bingung nyariin sepeda gue yang ga ada diparkiran pas bubar kursus sore ini. Semua yang ada disitu jadi pada sibuk nyariin sepeda gue. Ya Allah… padahal hari ini kan limit nya sepeda itu. Rencananya hari ini gue mo memperpanjang sewa buat 1 bulan kedepan. Kalo ilang gimana dong? Oh mungkin aja lagi dipinjem bentar? Gue nungguin sampe semua kelas bubar, tapi sepeda gue tetep ga nongol juga. Gue makin bingung. Bukan masalah berapa duit yang harus gue bayar buat denda. Tapi bagaimana pertanggung jawaban gue ke Pak Rental sepeda itu. “Kamu pulang ngebonceng motorku aja Nid...kamu pucet gitu, mana lagi puasa lagi!” si Firman nawarin jasa. “Ga usah, Fir. Makasih, aku jalan ma Nur aja.” Dengan lunglai gue menyusuri sepenjang jalan Anyelir sambil celingak-celinguk. Kali aja sepeda gue ketemu. Tepat ketika gue cs nyampe depan Camp, gue liat ada cewe yang make sepeda warna merah, sedel dah sobek, pedal tinggal separoh, keranjang n stang udah pada goyang pas bgt dengan ciri-ciri sepeda gue. Gue spontan teriak. “ THAT MY BIKEEEE!!!”. Dengan spontan juga Firman narik gue ke motornya dan langsung tancep gas. Meninggalkan Nur yang tengah melongo karena belum sadar apa yang terjadi. Kebetulan di depan camp ada temen2 yang ngeliat aksi gue n Firman nguber sepeda. Merekapun teriak-teriak ”Go Nida Go Nida Go...” (bergaya bak cheersleader). Anak-anak camp tetangga yang lagi pada study club di bawah pohon kersen pada ikutan nimbrung sambil ngikik. Tapi sial…! Si pelaku itu tiba-tiba ilang. Kenapa segitu cepetnya ya? Bertepatan dengan itu, adzan magribpun berkumandang. Duh… gue jadi gak laper… gak haus… gak pengen buka ah! Tapi demi melaksanakan perintah agama, gue mampir ke warung makan untuk beli bukaan. Ada niat juga mo ntraktir Firman karena dia udah bantuin gue nguber-nguber sepeda ampe maghrib. Tapi ternyata... Firman sudah hilang tak berbekas... pergi kemesjid terdekat. Bukan untuk menyegerakan sholat Maghrib. Tapi untuk mencari ta’jil gratis...hehehe
Perjuangan masih berlanjut. Setelah buka puasa, gue dapet SMS dari tentor gue ” Nid, ternyata sepedamu tadi dipake ma Miss **in (red:salah satu tentor di kursusan gue juga) ntar habis tarawih coba kamu cari sepedamu di Che*** (red:salah satu camp yang berada dijalan yang sama dengan camp gue” HAH? Gue kaget... masa seh yang pake sepeda gue tu tentor situ juga? Ba’da tarawih, gue langsung ke camp itu dan ketemu langsung sama si pelaku. Dengan wajah innocent, dia Cuma bilang ”Kupukir itu sepeda adekku. Ternyata bukan... ternyata sepeda adekku yang biru” Duh... kok bisa sih sepeda yang jelas2 berwarna merah bisa dikira sepeda biru? Akhirnya gue bawa pulang lagi sepeda sewaan gue itu, tanpa sedikitpun permintaan maaf darinya. Yang bikin gue kecewa Kenapa ga bilang-bilang dulu ama yang punya? Pasti gue pinjemin. Inikah sikap seorang tentor yang menjadi tauladan bagi para siswanya? Mulai hari itu, esok dan seterusnya... untuk mengantisipasi kejadian yang serupa, gue beli kunci sepeda. Pelajaran bagi temen-temen yang akan / sedang kursus di Pare dengan menggunakan sepeda, Kuncilah sepeda anda ketika memarkirnya. Banyak kasus kehilangan sepeda. Bukan karena pencurian sepeda. Tapi karena banyak anak-anak yang sembarangan pake sepeda orang. Di camp gue aja udah ada 4 sepeda yang ilang selama sebulan. Ck... ck.. ck...

15.Kejebak di Kincir raksasa
Detik-detik hari terakhir di Pare, anak-anak secamp Putri yang tinggal berapa gelintir ngadain acara jalan-jalan ke alun-alun jalan kaki, bener-bener JALAN-JALAN. Padahal jarak antara camp dengan alun-alun lumayan jauh. Tapi kalo udah bareng ma temen-temen, jarak seberapa jauhpun ga kerasa. Maka dihari terakhir itu, setelah tarawih kamipun menjalankan aksi itu. Acara cangkru’an + muter-muter alun-alun berjalan lancar. Sampe akhirnya kami memutuskan untuk pulang pukul 21.00 WIB. Sepanjang perjalanan pulang kita gak berenti ngakak n ngikik bareng. Ada aja tingkah anak-anak yang konyol. Nah, di tengah perjalanan pulang, tepatnya di lapangan depan pemakaman, sedang diadakan pasar malem. Salah satu anak camp gue, Izoel merengek (kayak anak kecil aje) ngajak naek kincir raksasa. Gue ingetin bahwa sekarang udah jam 21.00 n kita kudu balik ke Camp secepatnya. ” Halah... gapapa lah... ini kan malem terakhir, lagian Leader kita kan dah pada midik, so gpp pulang malem. Hehe..” kilahnya. Akhirnya, setelah Izoel berhasil memprovokasi anak-anak, akhirnya kita semua sepakat naek kincir raksasa sebelom pulang. Oke deh... itung-itung buat kenang-kenangan malem terakhir di Pare. Setelah bayar karcis Rp 3000,00/ orang, Kami memasuki box kincir. Kami naek 1 box bertiga. Gue 1 box ma 2 anak Madura yang English Maduraness Stylenya kental banget, Miss Nita n Miss Matus. Nah… konon kabarnya, si Nita ni phobia ketinggian. Tapi berhubung anak 1 camp pada kompakan naek Kincir semua, diapun takut dibawah sendirian. Apalagi di deket situ ada kuburan. Walhasil, selama si Kincir Raksasa muter, dia sukses teriak-teriak dengan bahasa Inggris logat maduranya itu sambil merem “ Helep mi… helep mi…”. Dengan lagak sok psikolog, gue menterapi dia dengan ngitungin berapa detik lamanya dia berani melek dalam setiap puteran. Hasilnya lumayan meningkat. Puteran pertama, dia Cuma berani melek selama 5 detik. Puteran kedua, dia berani melek 8 detik. Puteran ketiga 13 detik, dst menunjukkan peningkatan. Hingga puteran ke 10 dia berani melek lama banget. Sekitar 15 menit. Hoks.. 15 menit? 1 puteran aja ga nyampe 15 menit. Gue liat ke bawah. Baru nyadar, ternyata… Kincir Raksasa yang kita naekin macet. Setelah nunggu si petugas ngebenerin mesin beberapa menit, akhirnya mesin kembali nyala dan kincir pun bisa muter lagi. Alhamdulillah.. Tapi… belum selesei deg-degan kita, tiba-tiba mesin berhenti lagi. Si petugas kembali ngutek-ngutek mesin. Semenit… dua menit… 10 menit… 15 menit… Kok ga nyala-nyala yack? Smua mulai cemas. Semua sarana permainan yang ada di pasar malem udah pada berhenti. Pengunjung sudah habis, kecuali kamui yang sedang terjebak di kincir raksasa. Semua petugas pasar malem pada ngerumunin mesin kincir kami. Ada yang bawa obeng, ada yang bawa oli, ada juga yang bawa matras. What? Matras? Buat apa thu? Masa’ kita disuruh terjun? Mana gue berada di box paling atas lagi. Anak-anak lesu… entah merenungi nasib, entah menyesal, yang jelas, yang ada di hati gue saat ini adalah mohon ampun. Ya Allah… ampuni dosa hamba-hambaMu ini. Oh Leader… forgive us… Ibu kost… maapin juga, kita pergi ga bilang-bilang… sampai kapan kami terus menuggu seperti ini? Kalo sampe besok pagi ga bisa muter jua, berarti kita ga bisa turun, berarti besok ga jadi pulang. Alternatif terburuk adalah loncat dari box setinggi 3 meter ke matras tipis yang udah disiapin ma para kru. Iya kalo kita lompat dengan sukses. Kalo ga pas, trus kaki kita patah, kepala remuk bagai kerupuk, gimana dunk? HWAAAAA... Berbagai pikiran parno kita mulai menggerogoti otak. Entah berapa lama kami semedi di dalam box, tiba-tiba mesin mulai nyala. Grek… kincir mulai berputar kembali. ALHAMDULILLAH… kami semua spontan bersyukur. Setelah mendarat dengan sukses, gue liat jam udah nunjukin pukul 23.15 WIB. Masya allah... kita terkurung dikincir raksasa selama 2 jam lebih. Bener-bener kita mengukir Unforgettable moment

16.“Bubar” sebelum bubar
Moment yang paling kami tunggu-tunggu selama kursus di Daffodile pada bulan puasa adalah “Bubar” alias buka puasa bareng. Tapi karena program yang kita jalani super padat, ditambah kesibukan para siswa sendiri kerena mereka ambil program ga Cuma 1 tempat. Jadinya baru sempet ngadain bubar bareng pas sehari sebelom bubar (baca:hari terakhir di Pare). Dan hari itu bertepatan dengan hari ultah gue. ( Alhamdulillah gue berhasil merahasiakan ultah gue. Biar ga dikerjain ma mereka. Hehehe...).

Yups... itulah pengalaman-pengalaman yang gue dapet selama di Pare. Semoga di lain kesempatan, Allah masih memberi kesempatan menuntut ilmu disana lagi. Amin...

Rabu, 18 Maret 2009

Sêbúah Pèngäkùän Døsä pädä Usúsku

Ususku chäyank.. Maafkan daku karena akhir-akhir ini telah mendzalimimu. Ternyata opname slama 1 minggu di RS Siti Khodijah di penutup tahun lalu belum membuatku benar-benar 'jera'. Tapi sumpah, sus! Aku sayang banget ma kamu. Aku ga mau sampe kamu infeksi lagi.

Usúsku chayank..
Memang akhir-akhir ini aku sering melakukan pelanggaran-pelanggaran. Ternyata aku telah khilaf. Sedikit terlènä oleh nikmat kesehatan yang telah Alläh berikän pädäku. Akupun lùpä dèngan päntängän-päntängan däri Dr Noer, dokter spesialisku selama aku 'berlibur' di rumah sakit.

Ususkù chäyänk..
Ini diä pelanggaran-pelanggärànku yang bikin hari ini aku terkapar lèmah dikäsur karena kamu kumat lagi.

Pélänggärän pertämä terjadi minggu siang. Saat mbolang bareng ibuku. Setelah capek muter-muter Juanda, kami mampir ke bakso Soponyono. Awalnya si nyokap ga ngijinin. Tapi setelah melihat ratapan anaknya yang mupeng bgt karena uda berbulan-bulan puasa bakso dan aku janji "ga pedes-pedes", akhirnya nyokap ga tega juga dan mengijinkanku menyantap bakso. Asyek..di pertengahan menikmati bakso, muncullah ide bandelku. Lirik ke arah nyokap. Yes!! Beliau lagi asyik menikmati stiap suap makanan favoritenya. Pasti ga liat klo aq ngambil sedikit sambel di sebelahku. Dikit aja koq, cuman seujung sendok. Cuman biar baksonya ga hambar-hambar amat. Säät aku menyendok 'seuprit' sambel. Nyokap liat. Hwayyöö..ketauan!! "hehe.. (nyengir kuda) ini bu,aku cuma mo ngenalin sambel dikit aja ke usus,biar ususku ga kaget kalo ntar kepepet ga ada makanan yg tanpa sambel di acara prasmanan. Sakit kan ga boleh dimanjain. Ya kan bu..^_^" lh.. Anak ibu pinter ngeles.

Pelänggäran kedua.
Terjadi säät si Ina,adekku yang paling gak imoet dapet bejibun coklat dari Bagøes, yayanknya. Ina yang kebanjiran cokelat, aku yang ikut seneng menikmati makanan favoriteku itu. Sampe lupa deh kalo cokelat itu masuk dalam salah satu list pantangan.

Pelanggaran ke 3. Kemaren sore ikut-ikutan pesen mie ayamnya cak Krie di belakang kantor. Habisnya.. Awalnya sempet ragu seh, pas rekan kerja ngajakin makan mie ayam. Tapi entah dapet bisikan setan darimana. Akhirnya aku tergoda juga.

Kalo yang ke 4 ini, bukan pelanggaran tapi kecelakaan. Tadi malem pulang kerja rasanya haus bgt. Pengen yang seger2. Pengen beli buah. Nah,karena di sepanjang Waru byk org2 jual jeruk di pinggir jalan,mampirlah aku ke salah 1 penjual jeruk di pinggr jalan itu. Dari awal mo beli, kayaknya aku uda ada feeling ga meyakinkan. Mulai dari harga yang kelewat mahal, mo bayar ga ada kembalian, dll. Tapi entah kenapa aku tetep beristiqomah untuk membelinya. Sesampai dirumah, saat aku menikmati jeruk "Astagfirullah.. Ni jeruk asem bgt yack?!!" spontan aku menghentikan makan jeruk itu. Aku mencari-cari sesuatu yang bisa kumakan dan menghilangkan rasa asam dimulutku. Kubuka kulkas, ku temukan jelly. Tanpa ba..bi..bu.. Lagi langsung kusantap. Dan hasilnya.. Omaigat!! Perutku langsung sakit, terasa ditonjok-tonjok Mike Tyson, langsung ngacir ke toilet.. Lemezz. Hingga pagi ini hanya bisa merintih kesakitan dan nungging plus terkapar d tempat tidur. Menghubungi atasan di kantor, minta ijin masuk agak sorean karena masih sakit.
Maafkan aku bos, maafkan aku ibu, maafkan aku dokter,
maafkan aku rekan-rekan kantorku.. Semua jadi kacau gara-gara aku sakit. Dan ususku chayank.. Maafkän aku juga. Aq janji ga akan mendzalimimu lagi. Piss.. ^_^V

Teaching point in this case:
Terkadang Allah memberikan sakit kepada kita, agar kita dapat mensyukuri nikmat sehat yang telah Allah berikan pada kita. Dan manusia sering khilaf akan nikmat tersebut.

Sabtu, 28 Februari 2009

SÅÄT HÅTÌ KÉCÍL BÎÇÄRÄ


Suràbáyä, 12 Fèbruåri '08. Pukul 21.10 WIB puläng kerja, di atäs bis køta JMP-Bungurasih. Badan terasa pegal-pegal, otak penat. Di tengah hiruk pikuk para penumpang bis kota. Tibä-tibä seorang bapak separuh baya duduk dì sèbèlah saya. Si bäpäk b'tänya päda saya "Mbäk, menawi kulo mbayar ngangge arto 3000,purun mbøten nggih?(mbak,klo saya mbayar bis pake 3000 (red:kondekturnya) mau gak ya?" Sambil tersenyum saya jawab "mboten ngertos,pak! Ongkose Rp4000,00"

Dèngan wajah cèmbèrut, Sí bäpäk bercèrìtä pädä säyä bähwa beliau bäru dätäng dåri Jøgja, nåik kereta api sampai Wönøkrömø. Sèsampai di Surabaya, ternyata uängnya súdah häbìs. Díá tidäk pegang uäng samä sèkäli. Hänyä uang Rp.3000,00 di tängän,itupun ia däpätkan däri penjual tahu cämpur di tepi jalan. Dan sesampainya d Bungur nanti, dia masih harus nyambung angkot ke Krian,sedangkan saat ini ia sudah tidak punya uang sepeserpun. (sambil memperlihatkan isi dompet dan sakunya yang kosong).Begitulah cerita yg keluar dari mulutnya. Entah benär atau salah, hanya Tuhan yang tau.

Häti säya tersèntuh, mèráså kasihan pada si bäpäk. Tètåpi saya teringat pésan para keluarga dan orang-orang terdekat
* "Hati-hati sama kehidupan malem di Surabaya, Nid! Banyak perampøkan, penipuan, perkøsaan, dll"
* "Jängän mudah percaya sama orang yg bäru dikenal, Nid."
Dän masih banyak lagi 'wanti-wanti' yang mengatakan Waspadalah..waspadalah!!

Säyä mencoba berläku cuek atas cerita si Bapak itu. Saya melirik ke arahnya. Pandangannya kosong, bibir cemberut. Saya mencoba berfikir logis, Di antara bisikan-bisikan setan vs malaikat.
"Ati-ati Nid,kali aja thu orang ngibulin lo!"
"Kasihan Bapak itu. Dimana rasa perikemanusiaanmu, Tega melihat orang lain m'derita.Masa sih kamu tidak mau memberinya sepeserpun?"
"Yee.. Salah ndiri napa dah tau perjalanan jauh kok bawa duit pas-pasan?"
"Siapa tau bapak itu bäru dapet musibah. Inget Nid, gak selamänya kamu berada di atas. Suatu saat kamu juga butuh pertøløngan orang lain."
"Ntar klo lø kasih dia duit,ternyata dia penipu gimana?trus stelah lo kena,malem berikutnya dia ngincer lo mlulu gimana? Tidaaak!!"
"Serahkan smua pada Allah. Yang penting niatmu ikhlas. Masalah dia bohong/jujur. Biar Allah yang memberi ganjaran."

Saya merogoh tas. Ingin memberinya uang. Ternyata di tas hanya ada uang Rp7000,00 untuk nyambung angkot dr bungur-juanda.(sbnrnya didompet masih ada uang jaga2,tapi saya anggap tidak bs diganggu-gugat karena memang untuk keperluan sangat mendesak.Dan memang itu uang besar,tidak adä kembalian). Saya keluarkan Rp2000,00. Saya berikan pada si Bapak. "Maaf pak,hanya ini yang saya punya.sayapun masih butuh ongkos untuk pulang. Tapi saya ikhlas kok,pak!" Dengan cepat ia menerima pemberian saya. Aneh,ekspresi wajahnya tidak berubah sama sekali. Berterima kasihpun tidak. Atau mungkin.. Ia kecewa karena pemberian saya sangat sedikit. Apapun yang terjadi, Wallahu alam.. Saya serahkan semua pada Allah.

Minggu, 01 Februari 2009

TERIMA KASIH ATAS CINTAMU…

Ngalam, 14 Februari 2008

Kepada-Mu yang tlah meniupkan ruh pada jasadku...
Terima kasih telah memberikanku kehidupan,
sehingga kudapat menghirup udara segar dan memandang indahnya mentari.

Kepadamu yåñg tlah melahirkanku...
Terima kasih selalu membimbingku & menjadikan tempatku berteduh dengan cintamu,
Sehingga ku merasa nyaman disampingmu.

Kepadamu yang selalu menafkahi kami...
Terima kasih telah menanamkan nilai-nilai idealismemu,
Sehingga ku dapat menentukan jalan hidup dan tak tersesat.

Kepada kalian yang slalu mengiringi langkahku...
Terimakasih telah setia disaat suka dan dukaku, dan kuharap hanya maut yang dapat memisahkan kita.

Kepadamu yang telah mendidikku...
Terimakasih telah menanamkan nilai, moral dan ilmu kepadaku
Agar ku dapat menggapai dedikasiku, serta bermanfaat bagi lingkungan.

Kepadamu yang pernah mengisi hatiku...
Terima kasih telah singgah dihatiku walau hanya sesaat.
Semoga kita dapat memetik hikmah sebagai bekal di masa depan.

Kepadamu yang slalu memotivasiku...
Terimakasih telah menjadi sumber inspirasiku dalam segala hal.
Sehingga kudapat selalu tegar dan berdiri di atas kakiku sendiri.
Dan ku berharap semua ini tidak berhenti sampai disini.

Kepadamu yang kelak menjadi ”pemimpin”ku...
Terima kasih atas pilihan dan kepercayaanmu
Semoga Tuhan memberi petunjuk kepadaku dan mempertemukan hati kita,
sehingga dengan cinta kita, kita dapat lebih mendekati cinta-Nya.

Kepada Tuhanku, Rasulku, Bundaku, Ayahku, Sahabatku dan semuanya...
Terima kasih atas cintamu

UNFORGETTABLE MOMENT I’VE GOT IN PARE (part I)


Ngelanjutin cerita di beberapa postingan lalu yang ngebahas tentang Pare, disini gue pengen ceritain pengalaman-pengalaman yang gue alamin selama menuntut ilmu disana. Tapi b'buhung banyak bgt, dibagi 2 sesi yack. Let’s chek it out…


1.Welcome to English Area
Hari pertama di camp. Setelah menyelesaikan administrasi ma ibu kost, gue + 2 temen sefakultas, chek in di camp Able & Final course (whew.. gue sebut merk, ntar royaltinya langsung ke rekening ya boss!! hehe…) sebuah kursusan yang berada di jalan Anyelir. Gue pilih camp situ karena lokasinya lumayan strategis n terletak dipusat keramean. Mo beli makan dan kebutuhan sehari-hari disana lengkap. Tempat kursus gue juga ga jauh-jauh dari situ. A&F punya 3 camp, 1 camp putri yang diapit oleh 2 camp putra di depan n belakang. Ruang kelas untuk belajar ada di lantai 2, diatas rumah ibu kost. Di camp putri di pimpin oleh 2 orang leader, merekalah yang mendampingi bapak kost (yang sekaligus direktur utama A&F) dalam mengajar. Walopun usia mereka masih terbilang muda, tapi Kemampuan English mereka tidak di ragukan lagi. Dan mereka pulalah yang bakal menangkap basah anak-anak kalo ketauan berbicara dengan bahasa non English dilingkungan English area.

2.Let’s me introduce my self
Selain gue n 2 orang temen sefakultas, ada beberapa anak baru juga yang seperiode. Sebelum ajang pengenalan diri, ada beberapa anak yang always nanyain gue “Mbak orang Malaysia ya? Kok wajahnya kayak orang-orang melayu gitu sih?” dengan entengnya gue jawab “ Ini sih bukannya mlayu (jawa:lari) tapi mlaku (jawa:jalan). Mereka ngikik. Pas ajang perkenalan diri, gue dapet inspirasi dari pertanyaan-pertanyaan tadi
Gue : “Lets me introduce my self, my name is Zainida. You can call me Nida. I come from ‘Kuala Lumpur’
Anak-anak : “ Wow… Really?”
Gue : “Yup. Of course… ‘Kualanya Lumpur Lapindo alias Sidoarjo”
Anak-anak : GUBRAAAAAK

3.Nyewa sepeda butut
Berhubung gue ambil program ga cuma disatu tempat, untuk kelancaran mobilitas selama di Pare gue nyewa sepeda. Tapi apes. Pas gue mo nyewa sepeda, stock sepeda disitu cuma tinggal dikit karena banyak yang lagi disewa. Cari alternatif ke penyewaan lain juga sama aja kosong. Terpaksa gue nyewa sepeda yang agak-agak butut dengan ciri-ciri : sepeda berwarna merah, sedel dah sobek, pedal tinggal separoh, keranjang n stang udah pada goyang. Gue jadi inget sepeda gue dirumah yang lagi nganggur. Oh GOD... mulai hari ini gue benar-benar menjunjung tinggi motto gue Milikilah apa yang kamu cintai  cintailah apa yang kamu miliki.

4.KBU telpon
Duh... ni temen sekamar ada 5 orang kok miss Ring-ring semua yack? Tiap detik, menit, jam mesti telponan dengan suara yang super keras. Gue sampe susuah tidur walopun ni kuping dah disumpel MP3 player dengan lagu-lagu instrumentnya Kitaro biar tenang. Tapi herannya dikamar-kamar lain anak-anaknya ga gitu-gitu amat. Ternyata... kamar gue memang dijuluki kamar KBU.

5.“Who’s on inside? I’m next, okey..”
Kayaknya ni jadi Password gue saben subuh. Bayangin aja, di camp yang isinya sekitar 20an orang kudu ngantri toilet yang cuma ada 2 biji. Mana dijam-jam segitu toilet lagi banyak penggemar: buat take a ritual ablution (ambil air wudhu), buat take a bath (mandi), take a leak (pipis), take a damn(BAB) & take-take lainnya.

6.Ngobrol ma bule
Di camp lembaga tempat gue tinggal dan menuntut ilmu, ada seorang bule yang ngajar disana. Suatu hari dia nyapa gue (dengan bahasa Inggris tentunya). Awalnya gue jawab dengan nervous. Tapi setelah bisa ngimbangin, akhirnya kita asyik ngobrol. Tapi… makin lama kok pertanyaannya makin susah ya? Vocabnya makin beraneka ragam. Gue muter otak terus n ngejawab sebisanya. Pas ngerasa kepepet, gue ngeluarin jurus andalan “ I’m sorry sir, can u speak Indonesian? I dunno what d’u mean..” dia pun ngejawab “Sory, I can’t” duh… mana ni bule doyan banget ngobrol lagi. Bisa mati kutu gue didepan dia. Akhirnya, setelah mengeluarkan sejuta alasan, gue pun bisa terbebas dengan hanya 1 alasan “I have a study club now”. Fiuh… Selamet… selamet…
***
Suatu malam ketika gue lagi ngenet di sebelah camp, gue liat si bule lagi ngobrol sama temen sekelas gue dengan bahasa Inggris. Tapi lama-kelamaan, kok obrolannya jadi bahasa Indonesia yack? Gue tercengang. Untuk lebih memastikan, gue lepas earphone gue. Eh iya bener. Pantesan lancar tu anak ngobrol ma dia. Tau gitu… kemaren gue ga usah mati kutu didepan dia.

7.Enter Wind vs My body’s not Delicious
Suatu hari, jam 5 subuh. Disaat anak-anak camp lagi pada ‘sarapan Grammar’ sang leader menemukan gue sedang meringkuk di tempat tidur.
Leader : “c’mon… program…program..”
Gue : “sory… I’m absent today miss..”
Leader : (melotot) “ Why..?”
Gue : “ anu…anu…” (mikir.. cari vocab yang tepat) “ I’m enter wind, miss” (duh, apa ya bahasa Inggrisnya ……..?).
Leader : (melotot tambah lebar) “ what d’u mean, miss Nida?”
Gue : “ aduh.. ini lho.. My body’s not delicious. Eh salah, (emangnya makanan?)… my body’s not feeling well”.
Leader : O……. apa tadi? (manggut-manggut) You enter wind?
Gue : “ He eh.. he eh…(seneng, ternyata sang Leader ngerti juga ma bahasa planet gue & gue memberikan jawaban yang cukup cerdas. Yes..yes.. yes..)
Leader : ............
Gue : (heran, kok diem?)
Leader : “HWAKAKAKAKAK… enter wind or catch a cold? ”
Gue : (nyengir…) “hihihi…. o… bahasa Inggrisnya masuk angin tu catch a cold toh? Kirain enter wind. Hehe… tengkyu miss… piss… ­ ^_^V ”

Fiuh… untung aja gue ga dihukum ma leader gue gara-gara vocab acakadul. Gue kan belom ada seminggu di camp,jadi masih ada dispensasi. Alhamdulillah...
Selain vocab yang ancur-ancuran, gue n temen-temen sering banget ngacak-ngacak bahasa Inggris. Ex: Butterfly => (Butter=mentega, Fly=terbang) butterfly=mentega terbang. Billyard => (Bill=tagihan, Yard=halaman) Billyard=tagihan halaman. Yach... itulah ulah para preman di camp putri. Tapi sekarang kita dah insaf. Tobat... tobat...

8.Gila-gilaan ikut 17an
Saking terkesannya ma moment ini, gue sampe ga tau mo nulis apa. Yang jelas gue salut banget ma para tim kreatif A&F yang berhasil membuat kami seharian jadi pada merefresh otak sambil kotor-kotoran n gila-gilaan. Sumpah!! Outbond + perlombaaannya keren-keren n kreatif banget. Mulai dari jejak petualang di Pagi hari. Masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 orang yang satu sama lain diiket pake tali rafia (jadi kayak kereta-keretaan gitu) yang harus melalui pos-pos dengan tantangan yang berbeda-beda. Teaching point yang kita dapet: rasa kekeluargaan n kekompakan antar sesama warga camp cowok n cewek semakin erat, ngilangin stress dan kepenatan, yang terpenting adalah meningkatkan rasa nasionalisme (ternyata anak muda jaman sekarang masih banyak yang ga hafal lambang-lambang pancasila lho..).

9.Pare – Malang – Surabaya - Sidoarjo
Layaknya seorang Fresh graduate yang lagi jadi Job seeker, pastinya lagi getol-getolnya nyebar lamaran. Dan ternyata, hampir semua lamaran yang gue masukin selalu dapet panggilan test dan interview. Alhasil, seringkali gue harus bolak-balik Pare – Malang – Surabaya – Sidoarjo untuk memenuhi panggilan itu. Ditengah-tengah padatnya program kursus gue tentunya.

10.Ketinggalan bis, terpaksa Muter Dari Malang.
Suatu sore, gue kaget banget pas dapet panggilan interview sebuah Perusahaan di Surabaya. Bayangkan..gue masih ada program sampe jam 9 malem. Tapi besok pagi sebelum jam 7 gue harus udah stand by di kantor perusahaan itu untuk interview. Alhamdulillah, gue dapet ijin buat ga ikut program malam. Dengan kecepatan kilat, habis sholat magrib tanpa dinner gue langsung tancap ke pertigaan BEC buat nyari bis. Sejam... dua jam... kok ga dateng-dateng yack? ” Bis ke jurusan Surabaya terakhir jam 5 sore mbak...” kata abang becak yang biasa mangkal disana. Gue bete.. tapi masih berharap ada keajaiban terjadi. Sapa tau aja ada sopir bis Pare - Surabaya yang mendadak ngidam narik penumpang di malam hari (alasannya ga logis bgt yack?). Ya Allah... berilah kekuatan pada hambamu ini. Pikiran gue mulai campur aduk, melayang-layang, perasaan gue mulai ga karuan. Dicampur dengan kepala yang lagi pusing, perut yang lagi dilepen (baca:hari pertama dapet, nih) perut yang keroncongan lengkaplah penderitaan gue. Stress tingkat tinggi. Biasanya obat penawarnya adalah : ngobrol. Gue celingak-celinguk ke sekeliling gue. Abang becak yang barusan di depan gue dah ga ada, masa gue harus ngobrol ma preman-preman yang lagi kongkow di warung pojok yang dari tadi ngeliatin gue? Nggak ah.. serem! Ngobrol ma sapa ya di malam gelap-gulita begini.. sunyi-senyap... (daerah ini memang agak jauh dari pemuliman anak-anak kos, sepi puol...) Tiba-tiba... eh tunggu-tunggu... tu ada cowo’ yang lagi berdiri ga jauh dari tempat gue nunggu bis. Pake baju item-item. Tapi orang beneran bukan yack? Setelah gue pandangin dari ujung rambut ampe ujung sepatu n yakin bahwa sepatunya nginjek tanah, akhirnya gue memberanikan diri untuk menyapanya. Ternyata.. mas-mas yang ternyata bernama Edi itu juga lagi nunggu bis, tapi ke Malang. ” Kalo bis ke Surabaya jam segini emang dah habis mbak. Klo mau mbak naek bis malang dulu, trus ntar oper ke bis Surabaya” Malang? Ya Allah... kenapa gue ga inget dari tadi? Gue kan kuliah di malang! Masih punya kosan di malang! Punya temen seabrek di Malang! Jadi kenapa ga kepikiran untuk singgah ke Malang dari tadi? (namanya juga orang lagi stress). Singkat kata, gue naik bis Malang bareng mas Edi. Begitu bis dateng, gue langsung naek ke bis lewat pintu depan, mas Edi lewat pintu belakang. Kita misah. Tapi gak lama kemudian mas Edi pindah duduk ke depan n gak tau kenapa si kondektur bis nyuruh gue pindah duduk ke depan juga. Pas gue nyadar ternyata mas-mas tadi toh yang duduk sebelah gue. Kitapun asyik ngobrol sampe Malang. Ternyata dia penduduk asli pare yang lagi mo ke Batu, dulu kuliah di malang juga. (hallo mas Edi... keep contact yach ^_^).
Sampe di Malang jam 9 malem, ternyata penderitaan gue belum berakhir, sodara-sodara... Nyari temen buat nganterin ke terminal Arjosari susahnya minta ampun. Waktu itu masih liburan, temen-temen gue banyak yang mudik. Mo nginep di kosan, gue ga bawa kuncinya. Untuk sedikit mereduksi stress gue, gue nyempetin makan malem bareng si Maniez, sobat gue. Tiba-tiba dia bilang ” Chantique, kenapa ga gkita coba ke base camp anak2 aja (base camp KOPMA) tapi gue liat mereka ga mudik. Alhamdulillah.. akhirnya gue dianterin Hafid, adek KOPMA gue. Sampe di termilnal Bungurasih jam 00.00 tet. Suasana terminal tetep masih rame. Tapi jarang ada cewek. Apa lagi cewek semanis gue (teteeep narsiiis). Yang ada Cuma calo-calo yang makin mengganas n preman-preman pada minum minuman keras dipojokan. Jadi merinding. Alhamdulillah di jemput nyokap. Thanks Mom... You’re relly-reallly my WONDER MOM.

GURU-GURU CILIK

STOP! PRIIIIIIIIIITTTT…………..!!
Suatu hari, ditengah teriknya matahari terdengarlah suara-suara heboh dari sebuah perumahan.
Aya : “Bukan… bukan gitu caranya mbak. Klo mbak Aminah naek ke sedel dulu ntar jatoh. Mending dikayuh aja dulu. Baru klo dah jalan baru duduk.” (dengan gaya bak (pengajar kursus mobil) pengajar sepeda ontel)
Aminah : “ Tapi mbak takut nih klo belajar sepedanya langsung yang gede. Ntar aq jatoh, mas…”
Aya : “ Gak.. Gak.. mbak.. aku aja lho bisa mbak... ( Ngelus-ngelus punggung Aminah, berusaha meyakinkan Aminah) Dulu pas aku diajarin ma mbak Nida juga kaya gitu kok. Iya kan mbak?” Ngelirik ke arah gue, minta dukungan. Gue manggut-manggut).
Nuha : ” Iya mbak, mbak Aminah naek sepeda yang gede itu aja. Jangan pake’ sepedaku. Ntar bannya bocor lhoo... Yok kita sepedaan bareng- bareng”

Begitulah aktivitas adek-adek gue yang lagi ”ngelesin privat” cara mengendarai sepeda ke Orang yang kerja dirumah gue. Setiap Aminah belajar sepeda, mereka ga bosen-bosennya ngasih pengarahan ke Aminah. Sampe suaranya serak. Sampe pada keringetan segede-gede jagung. Bahkan si Aya ga sungkan-sungkan mempraktekan mengendarai sepeda gue. Walopun lebih gede sepedanya daripada orangnya. Hihihi...

Aya : ” Mbak Ami... kalo mo pinter naek sepeda, jangan takut. Trus jangan pake sepeda kecil lho... ntar malah jatuh soale gak imbang. Pake sepeda gede aja gapapa. Jangan takut jatoh. Pede aja lagi. Nih kayak aku. Liatin ya...”





Wakakakak... lucu banget aksinya. Untung sempet jadi paparazi buat ngejepret fotonya.

Gak lama kemudian....
Guk.. guk... guk.... ” HWAAAAAAA......... mbak Nidaaaaaaaa..... toloooooooooooong. Ternyata sepeda Aya (plus Ayanya juga) dikejar Anjing gara–gara dia hampir nginjek buntut anjing. Ngeliat kejadian itu, spontan gue mengejar anjing itu. Maksudnya pengen nyelamatin si Aya plus ngasih pelajaran ke anjing itu. ”ngapain ngejar-ngejar adek gue?” Jadilah pemandangan yang aneh. Kejar-kejaran antara Aya + sepeda – anjing – gue. Sayangnya ga ada yang mengabadikan moment itu. Si Nuha malah poto-poto sendiri dengan narsisnya.




Balik ke masalah Aminah. Orang yang kerja dirumah gue ini lagi getol-getolnya belajar sepeda. Nyokap gue udah ngijinin dia, kitapun fine-fine aja, bahkan ngedukung asal ga ninggalin gawean dia aja. Setiap ada kesempatan, dia mulai belajar. Tapi sayangnya, sepeda yang dia pake tu sepedanya Nuha (baca: sepeda kecil). Walhasil, setiap mo sepedaan, si Nuha kudu ngepompa sepedanya dulu yang kempes lantaran habis di pake Aminah (secara, Aminah kan bukan Anak kecil lagi. Harusnya pake sepeda gede, bukan sepeda kecil). Maka dengan semangat ’45, Nuha n Aya ngajarin aminah biar berani naek sepeda gede. Tapi walopun berapa kali si Aya, Nuha, gue bahkan nyokap ngebilangin dia untuk naek sepeda gede, tetep aja dia pake’ sepeda kecil. Awalnya masih bisa kita tolerir, cos masih belajar. Tapi lama kelamaan, kasian juga si nuha kalo tiap hari kudu mompain sepedanya setiap mo pergi ngaji. Walhasil dia suka telat gara-gara waktunya banyak kemakan untuk ngurusin sepeda. Hingga pada suatu hari...

GUBRAKK...
Nyokap : (dengan suara berbisik sambil ngintip dari balik jendela) ” Mbak Nida... sini.. sini.. tu liat! Mbak Ami jatoh. Dia pake sepedanya Nuha lagi thu.”
Gue : ”ho-oh...ho-oh.. aku juga juga liat niy” (dengan suara berbisik juga, ngintip dari balik jendela juga.
Nyokap& Gue : ( memperhatikan apa yang dilakukan Aminah dari balik jendela)
Aminah : (garuk-garuk kepala, menggigit bibir bawah, masuk ke pekarangan rumah, memarkir sepeda nuha, mengambil sepeda gue (baca:sepeda gede))

Wah... akhirnya dia mau juga nyoba sepeda gede setelah jatoh melulu gara-gara naek sepeda kecil. Mungkin setelah dia pikir-pikir, Ternyata bener juga apa kata Aya ”Jangan pake sepeda kecil lho... ntar malah jatuh soale gak imbang”. Walopun cuma seorang anak kecil, tapi bener juga thu apa yang dia bilang. Diapun bisa bilang begitu karena pengalaman.


Teaching Point of This case
” Jangan lihat siapa yang berbicara, tapi dengarlah apa yang ia katakan.”

Rabu, 28 Januari 2009

I'll be Missing U, Pare..

Lùlús wísuda Jùli 2008, sèbélum mäsuk dunia kerja,gúe bèrençänä m'ningkatkan söft skill & härd skill dalam bidang bahasa Inggris & kömputèr. Pìlihän guepun jätuh kèpäda kursusan-kursusan di Pare, Kediri. Nìat gue udah bulet. Sebulet kelereng yang biasa dibuat mäènän dèdék gue. Cø$ emäng dah pengen kesana däri dulu tapi belum däpèt restu däri ortu. Bègíni jawäbän bokap säät gue mìnta ijin ke Päre täon 2004 lalu "Ngapäin kùrsus jäuh-jäuh? Sèlesein aja dulu kùliahmu!!". Dån sètèlah gué lulus kuliah, dèngan mempersuasi dän sedikit memprovokasi bökap,akhirnya gue di ijinin kursus di Päre. Wuah.. It's surprising før mè! Lèbih sènéng lagì,t'nyätä adä 2 témêñ sèfäkultas yang pèngên kursus disänå juga. Sö gúe ga sendirian deh.

Kènäpä Pìlíh Päre?
Oh ya,sèkiläs infø tèntäng Päre, Kötä Päre tèrlètäk di käbupäten Kèdiri. Di däerah ini, tèpatnya di dèsa Tulungrejo dan Pelem terdapat banyak lembaga kursus B. Inggris, ga heran bila perkampungan itu di juluki sebagai "KAMPÙNG ÌNGGRÌS". Keberadaan kursusan-kursusan ini dipeløpøri olèh BEC (Bäsic English Course) yang merupakan kursusan päling tua disänä, didirikan päda tähun 1977 öleh M. Källend. Hingga päda tähun-tähun berikutnyä, munculläh bèbérapa lembaga bähåsä Inggris yäng läinnya seperti EECC, Måhesa, Able & Final, Genta, SMART, ACCESS, Daffodile, Marveolus de el el. Kita tinggäl pìlíh, mø yang British Style or American Style. Bahkan sekarang, gak cuma kursusan bähäså Inggris yang berdiri di Pare. Ada juga lembaga bahasa Kørea, Jepang, dan Mañdarin. Selain kursusan bahasa, kursus komputer, rental komputer dan warnetpun menjamùr dimänä-månä. Akses intèrnetnya pun läncääär... Asyeeek..

Bìäyä Hìdup Mùräh Mèrîäh..
Ternyata.. Walaupun disana bänyak kursus B.Inggris dan mutunya sudah tidak diragukan lagi, biaya kursusnya mùrah-mùrah lho. Rata-rata perprögräm cùmä Rp 70.000 - Rp80.000/bulan. Ada juga yang perprogram cuma Rp30.000-Rp40.000 / 2 minggu. Selåin biaya kursus yang murah, biaya hidup di Pare pun juga relatif lebih murah. Makan perporsi cuma b'kisar antara Rp3000-Rp4000 udah lengkap dengan lauk-pauk plus sayurnya. Apalagi harga bäkso langganan gue: cuma Rp2.500,00 Amazing! Gimänå tèntang biaya penginapan? Tenäng.. Biaya kos2an & camp juga murah-murah kok. Untuk kos-kosan b'kisar antara Rp 50.000 - Rp 80.000 dengan fasìlitas kasur+ranjang, lemari, meja belajar (standarnya kos-kosan biasalah). Selain boarding house biasa,ada beberapa lembaga yang menyediakan camp, yaitu sejenis kos2an tapi di dalamnya ada program-program english dan study clubnya. Harga camp biasanya lbh mahal drpada harga kosan biasa, sekitar Rp100.000 - Rp120.000/bulan. Gue pilih salah satu camp yang berada di jalan Anyelir. Untuk bahasa sehari-hari fardhu 'ain pake bahasa Inggris. Ga bisa ditawar. Klo ketauan pake bahasa selaen English kena denda Rp500,00/kata + presentasi di depan kelas pas program ba'da magrib. Selain itu, kegiatan di camp juga lebih padat dibanding klo dkosan biasa. Tiap hari kudu bangun jam 4.00 tet. Sholat subuh b'jamaah + ngaji. Jam 5.00-6.00 ada program Grammar (gileee subuh-subuh dah dikasih sarapan Grammar). Setelah program Grammar kelar, dilanjutkan dengan piket bersih-bersih, setelah itu baru deh kita bisa ngelanjutin kursus diluar. Trus ba'da magrib ada program lagi d camp. Bagi yang pengen mengoptimalkan kemampuan English, camp memang pilihan yang tepat. Sayangnya, fasilitas kamar di camp rata-rata cuma kasur lesehan tanpa ranjang. Alhasil gue sering bgt masuk angin. Hatsyim.. Hatsyim.. (si Hatsyim di kosan thu!) ^_^ Awalnya memang terasa berat n capek bgt. Capek fisik, psikis dan pikiran. Bayangin aja, ditengah program camp yang padat, gue masih ngambil 2 program lagi kursus di luar camp plus kursus komputer. Dengan vocab & grammar yang seabrek-abrek everyday, apalagi otak gue masih kriting karena perjuangan skripsi. Malahan 2 rekan sefakultas gue udah mundur duluan sebelum ikut ujian. Tinggallah gue sendiri melanjutkan perjuangan. Alhamdulíllah.. setelah berusaha b'adaptasi gue bisa tetap bertahan di Pare. (jadilah lagu 'TETAP BERTAHAN'nya Wali sebagai soundtrack gue slama di Pare). Karena saking asyiknya m'nuntut ilmu, gue nambah sebulan lagi. Bahkan kalo ga kepotöñg sama Lebarän n åcärä sakit + opname, múngkin sampe sekarang guepun masih 'TETAP BERTAHAN' d PARE kali ya. Hahaha.. Pare, I'll be missing U.. :-*

Hight Quality Course
Belajar bahasa inggris di pare memang sudah jaminan mutu. Selain diajar dan dididik oleh tenaga-tenaga yang expert dan berkompeten di bidangnya, mereka juga melatih dengan psikologi. Mereka menanamkan self concept pada siswanya bahwa ” english is easy... and I can do it!” dengan menanamkan self concept seperti itu, maka tumbuhlah self confident pada para siswa.
“Kepercayaan diri adalah hal terpenting yang wajib disentuh pertama kali ketika kita ingin dapat berbahasa Inggris dengan lancar. Setelah itu, barulah kita sempurnakan dengan vocab, grammar dan pronounciation”
begitulah kata salah satu tentor gue ketika pertama kali menjelaskan trik n tips lancar berbahasa Inggris.


Just enjoy u’r days
Pertama kali menginjakkan kaki di pare, sungguh jauh dari bayangan gue sebelumnya. ( Pare thu Kampung Inggris, yang berderet kursusan-kursusan Inggris yang jaraknya deket-deket. Trus disana juga padat dengan gedung-gedung kos-kosan, banyak para pelajar yang hiruk-pikuk,dll) Ternyata... Pare thu kampung Inggris, yang masih bener-bener asri, ijo, kita masih bisa menikmati pemandangan indah, hampaeran sawah dimana-mana. Memang banyak kursusan, tapi jauh-jauh. But dont worry, bagi yang ga bawa motor,disana banyak dijual dan disewakan sepeda (baca:sepeda ontel). Biaya 1 buah sepeda berkisar antara Rp 100.000-Rp 400.000 sedangkan untuk harga sewa sekitar Rp40.000/bulan. Biasanya kalo ada waktu senggang, kalo ga ngapelin warnet, gue refreshing sepedaan sambil menikmati pemandangan seantero Tulungrejo-Pelem. Setiap minggu, gue n temen-temen se camp putri juga nyempetin renang di kolam renang disana. Disana ada kolam renang yang juga ’lumayan’ murah dilengkapi dengan fasilitas fitness. Tiket renang atawa fitness Cuma Rp 4000,00 Ih... wow... keren!!! Udah kolam renangnya bersih, asyik, privacy lagi. So, cewe’-cewe’ berjilbab ga perlu khawatir diintip orang klo renang disitu. Tapi kalo tiba-tiba cowo’-cowo’ pada dateng. Kita semua pada ngacir. Hihihi...

Peradaban Tinggi, kesederhanaan dan ramah-tamah
Inilah kesan yang gue tangkep dari Pare. Sebuah desa yang sederhana, tapi punya sejuta pesona dengan penduduk yang welcome terhadap para pendatang. Namun, dibalik kesederhanaan mereka itu, ternyata mereka memiliki peradaban yang tinggi dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya rental & kursus komputer, warnet-warnet, photo station, photo digital service, counter-counter HP yang semua itu dikelola langsung oleh para penduduk setempat. Bukan itu saja yang membuat gue takjub. Gue baru nyadar bahwa sebagian besar para siswi yang menuntut ilmu disana pada jilbaban (awalnya gue ga terlalu perhatian, karena memang gue jilbaban n mahasiswi di kampus gue juga pada jilbaban). Suasananya pun terasa seperti kota santri. Apalagi pas gue di pere bertepatan dengan bulan Ramadhan.


Well, itulah kesan-kesan gue saat menuntut ilmu ke negeri ”Pare”. Ohya... gue juga mendapatkan banyak pengalaman disana. Mulai dari pengalaman yang menyenangkan, menyedihkan, mengesalkan, sampe yang memalukan pun ada. Tunggu cerita gue di postingan selanjutnya yaw... C U.. 

Selasa, 20 Januari 2009

Häppy B'däy, søbät..!

Bulän Jänùäry adalah bùlän yañg pènuh mømènt. Bukän karènä Tähun bäru. Tàpi karena di bulän ini, 3 söbät gue: Riri (Rönk2), (Tèteh) Sändrä n Månis (red: namä äslinya sih Arin. Itu cuma panggilan säyäng kami. Dia mänggil gue gak chantik, gue manggil diä gakmaniez.hèhé..) pada ultäh. Dìawäli däri si Rìri yg 1 häri steläh täön bäru alias tanggål 2 Jänúäri ini, genap b'usia 23 tähun. 5 häri kèmudiän, si Tètéh juga m'räyäkän häri jädinyä yäng kè 25. Añd hari ini si Mäniezpun b'syukur kärènä mäsih diberi umur pänjäng oléh Alläh SWT di tähun yäng kè 24. (B'hubung mrèkä b'tiga pädä järäng ngöblog2 internet,gue bisa dengan bèbås nyebutìn umur mrèka satu-pèrsätu.Yes..yes..yes.. :) secärä..si Riri ögäh ngènét or ikut2an kømunitas di internet coz takut ketagihan, si tètéh sibuk bgt ngurus anak n sùämi sø ga s4 ngenet, nah klö si Aríen bäru mäu nyamperin dunia maya kalø udäh ada kømputer yäng b'bentuk hati ataupun bintang. Ada2 aja nih makhluk). Säyängnyä tähun ini qta udäh pada pisah. Riri n Sändrä di Bändung, Arìèn mäsih b'jùäng di Mälàng, sèméntärä gue 'anteng2' aja di perbätäsän Suräbäyä-Sidøarjö (baca: di rumah ajah!). Wuäh,,bìsä gue bäyängin. Seandäinyä bulan ini kitä mäsih pada d Mäläng, kìtä pasti m'luängkän waktu sharian dtengah ksibukan qt msg2 buät moment2 kebersamaan. N yg jelas, gue pasti bäkäl mati kèkényangan karenä härus ngäbisin traktirän dari merèka yg seabrek. Alhasil, guepun ngehibahin makanan-makanan itu buat anak-anak kosan. Hehehe..

Well, buät kälian b'tigä yang namanya bärusän gue ekspose, walopun cuma bisa ngucapin dari blog n SMS, I just wañña säy..

HÄpPY B'DÄY

Smøgä dengän b'tämbähnya usiä, bertämbäh pulä kèdewasaan serta iman dan takwa. Jadikän sètiap detik yäng terus berjälan sebägäi kesempatan untùk terus mendèkätkan diri kepädä-Nya. Sèmøga kitä selalu berada di dålam lindungan-Nya. Amin..

Sabtu, 17 Januari 2009

Inner beauty, wow…


Berikut ini penggalan chatting dengan salah satu rekan beberapa minggu yang lalu.
YOYO_OYOY : ” Masa’ sih Nid kamu ga ngerasa cantik?”
Nida_cHanTiquE :” Biasa aja mas. Jelek kagak... cantik bgt juga enggak”
YOYO_OYOY :” Tapi thu nickmu ’Nida_cHanTiquE’ avatarnya juga cantik”
Nida_cHanTiquE :” Ya Allah... mas bisa aja. Itu kan Avatar ala kadarnya. Aku bikinnya asal-asalan. Klo masalah nick YM, itu cuman narsis-narsisan doank, mas...”
YOYO_OYOY : ” Tapi bener kok Nida cantik” ( eh... beneran ga ya dia bilang gini? apa gue Cuma mimpi?hehe...)
Nida_cHanTiquE : ” Makasih mas, sesungguhnya kecantikan yang lebih utama adalah kecantikan dari dalam / bathin (Inner beauty). Kalo bathin kita bener-bener cantik, otomatis kecantikan fisik akan terpancar. ”
YOYO_OYOY :” Ciyeee... omonganmu dalem banget Nid”

Warning! Cuplikan diatas bukan adegan rayu-merayu. Bukan pula adegan orang yang lagi krisis kepercayaan diri. Tapi cuplikan diatas adalah gambaran seorang gadis yang benar-benar menyadari arti pentingnya sebuah Inner Beauty.

Keindahan Lahir Vs Keindahan Batin
Perempuan mana sih yang ga pengen jadi cantik? Gue yakin ga ada perempuan dimuka bumi ini yang ga pengen cantik. Kecantikan / keindahan itu ada dua macam, keindahan batin dan keindahan lahir. Keindahan batin (Inner beauty) adalah keindahan yang dicari karena essensinya, seperti keindahan ilmu, akal pikiran, dan kesucian diri. Tapi cantik yang seperti apa yang diridhai dan disukai oleh Allah SWT? Sebuah hadist mengatakan
” Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan postur tubuh kalian. Akan tetapi Allah melihat pada hati kalian” (HR Muslim dalam Shahihnya, hadits no 2564).
Hadist diatas menggambarkan bahwa Keindahan batin merupakan titik pandang Allah pada diri hamba-hamba-Nya. Orang yang punya keindahan batin akan terlihat indah, mulia dan penuh kharisma. Tergantung seberapa jauh sifat-sifat itu tertanam di dalam ruh. Nah, pada dasarnya orang mukmin diberi kemuliaan dan kharisma menurut imannya. Siapa yang melihat-nya, tentu akan merasa kagum dengannya dan siapa yang bergaul dengannya tentu akan mencintainya. Subhanallah.. keindahan batin benar-benar nikmat Allah yang paling besar yang diberikan pada umat-Nya.
Eits... walaupun keindahan batin itu penting, keindahan lahir juga merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri lho.. jika disyukuri dengan bertakwa dan menjaganya, maka akan semakin menambah keindahannya. Namun jika kita menyalah gunakan / keindahan itu digunakan untuk mendurhakai-Nya, maka apa yang tampak indah di dunia akan berubah. Yang tadinya tampak indah berubah menjadi tidak menarik dan orang-orang akan menjauhinya. Sebagaimana dikatakan dalam Raudhatul Muhibiin wa Najhatul Musytaqiin, Ibnul Qayyim al-Jauziyah (dalam Jamal, 2007:4)
”Siapapun yang tidak bertakwa kepada Allah, yang berkaitan dengan keindahan dan keelokannya, maka keindahan itu akan berubah menjadi keburukan dan sesuatu yang menjijikkan dihadapan manusia. Keindahan batin bisa menghapus kekurangan lahir dan menutupinya. Sedangkan keburukan bathin menghapus keindahan lahir dan menutupinya.”

Lantas, kecantikan seperti apa yang sesungguhnya?

Apa sih yang dimaksud dengan cantik? Seperti apa wanita yang bisa dikategorikan dalam ’wanita cantik’? Apakah orang yang cantik itu adalah orang yang langsing? Tinggi semampai? Punya mata belok yang bisa ngelirik cowok-cowok cakep? Ataupun punya rambut yang selalu ngikutin mode? Berikut ini adalah kecantikan sejati berdasarkan kalimat-kalimat Qur’an dan Hadist (Jamal, 2007:33)

Kecantikannya bukanlah terletak pada keberaniannya dalam memandang (mata yang jelalatan).
” Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli.” ( Al-Waaqi’ah :22 )

Keindahan kulitnya terletak pada kejernihan dan putihnya, jernih bagaikan yaqut dan putih bagaikan marjan.
”Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan.” (Ar-Rahmaan : 58)
Bersinar bagaikan mutiara dalam kerang yang tidak tersentuh tangan, bukan pada warna dan coraknya.
”Laksana mutiara yang tersimpan baik.” (Al-Waaqi’ah : 22)

Keindahan payudara terletak pada tersembunyinya, bukan terletak pada terbukanya.
”Dan gadis-gadis remaja yang sebaya.” (An-Naba’ :33)

Keindahan usianya terletak pada kedewasaannya, bukan kekanak-kanakan.
” Dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (Al-Waaqi’ah : 36-37)

Keindahan kesucian terletak pada penjagaannnya, bukan pada keperawanannya yang terenggut.
”Seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik” (Ash-Shaffat : 49)

Keindahan cinta terletak pada ketaatan yang sempurna, tidak ambisius terhadap selain yang dicintainya.
Disisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya.” ( Ash-Shaffat :48)
Dan tidak ridha kecuali kepada suaminya, bukan pada jumlah yang dicintainya.
Bidadari-bidadari yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah"

Sinar kecantikan yang sebenarnya itu antara langit dan bumi ketika matahari terbit, bukan pada kecantikan yang imitasi.
Jika perempuan dari bidadari surga menampakkan diri ke bumi, niscaya baunya akan semerbak dan dan sinarnya akan menyinari memenuhi langit dan bumi.” (HR Bukhari & Muslim)

Nah, dari penjabaran diatas sudah jelas bahwa kecantikan yang sejati adalah kecantikan yang berasal dari jiwa dan berpedoman pada ajaran Allah SWT. So, Let’s be pretty girl sesuai dengan ajaran Islam.


Source: Jamal, Khalid. 2007. Inner Beauty. Tips Cantik Dunia Akhirat. Jakarta : Embun publishing.

Para Kader Organisasi, Bertahanlah…

Rebutan kader. Sepertinya hal ini udah jadi ritual rutin setiap tahun ajaran baru bagi semua organisasi kemahasiswaan yang ada dikampus. Bahkan gak Cuma organisasi kemahasiswaan aja. Organisasi-organisasi lainpun seperti karang taruna bahkan partai-partai politikpun gak bisa lepas dari masalah ini. Merekapun belum bisa dengan cepat berpuas diri setelah berhasil menggaet kader sesuai dengan quota yang ditargetkan. Mempertahankan para kader agar tetap loyal dan bertahan dalam organisasinya adalah hal terpenting yang harus diperhatikan.
Berbicara mengenai loyalitas anggota, maka pokok pembicaraan kita mengacu pada KOMITMEN ORGANISASI karena loyalitas anggota merupakan bagian dari Komitmen Organisasi.


Apa itu Komitmen Organisasi?
KOMITMEN ORGANISASIONAL adalah tingkat dimana individu mengidentifikasikan dan terlibat dengan organisasi dimana mereka bergabung dan / atau tidak ingin meninggalkannya.
Komitmen seseorang terhadap organisasi seringkali menjadi hal terpenting beberapa organisasi dalam memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu syarat untuk memegang suatu jabatan/posisi yang ditawarkan. Dalam arti lain, seorang pejabat yang diberi amanah dalam sebuah organisasi haruslah orang yang benar-benar punya komitmen yang tinggi terhadap organisasi tersebut. Sayangnya… meskipun hal ini sudah sangat umum namun masih banyak para kader / anggota sebuah organisasi yang masih belum memahami arti komitmen yang sesungguhnya.
Allen dan Meyer (dalam Dunham, dkk 1994: 370 ) membedakan komitmen organisasi atas tiga komponen, antara lain:
Komponen afektif
Berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan anggota di dalam suatu organisasi.
Contohnya, seorang anggota organisasi yang selalu aktif dan gak pernah absen dari agenda organisasi.
Komponen normatif
Merupakan perasaan-perasaan anggota tentang kewajiban yang harus ia berikan kepada organisasi.
Contohnya, seorang anggota organisasi yang menjabat sebagai bendahara dalam organisasi tersebut menyadari bahwa kewajibannya adalah membuat pembukuan keuangan dan mengontrol keluar-masuknya dana setiap bulannya.
Komponen continuance
Berarti komponen berdasarkan persepsi anggota tentang kerugian yang akan dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi.
Contohnya, seorang anggota organisasi yang bergerak dalam bidang Kewirausahaan. Sewaktu dia aktif, dia mendapat banyak kesempatan untuk ngikutin seminar-seminar kewirausahaan sekaligus mengaplikasikannya. Namun jika dia keluar dari organisasi tersebut, dia gak akan mendapatkan wadah aktualisasi diri seperti itu lagi.


Penentu Komitmen Organisasi
Menurut Jewell & Siegall (1998:518) sebagian para peneliti Psikologi Industri dan Organisasi setuju bahwa komitmen kerja (red:organisasi) yang kuat berasal dari inter aksi variabel demografi individual (misalnya usia dan jenis kelamin), variabel psikologi pribadi (misalnya kebutuhan dan nilai-nilai), dan karakteristik keadaan kerja (red:organisasi) tertentu (misalnya sifat kerja). Contoh, Morris dan Sherman (1981) menemukan hal-hal berikut ini memberikan sumbangan cukup berarti dalam memperkirakan tanggapan terhadap kuesioner ukuran komitmen kerja : usia dan pendidikan (demografi), rasa mampu (psikologi), dan perilaku supervisi (keadaan kerja (red:keadaan organisasi)).

Mengapa komitmen anggota sangat diperlukan bagi organisasi?
Anggota yang memiliki komitmen kemungkinan kecil keluar (Iwithdrawal). Dengan begitu, organisasi dapat terus mengembangkan sumber daya yang dimilikinya guna meneruskan tujuan bersama organisasi. Selain itu, anggota yang memiliki komitmen tinggi, mau berkorban demi organisasi. Permasalahan yang sering dihadapi oleh Organisasi-organisasi, awalnya kader-kader yang ada menunjukkan loyalitas yang tinggi. Namun setelah organisasi tersebut mengembangkan sumber daya kader tersebut, si kader tersebut kemudian hengkang dari organisasinya itu. Oh.. teganya!

Bagaimana Peran Organisasi?
Bagaimana sikap kita dalam menghadapi kasus diatas? Ternyata, Komitmen individu terhadap organisasi bukanlah merupakan suatu hal yang terjadi secara sepihak. Organisasi dan anggota harus secara bersama-sama menciptakan kondisi yang kondusif untuk mencapai komitmen yang dimaksud, selain menciptakan keamanan dan kepuasan di dalam organisasi itu sendiri. Nggak ada salahnya juga bagi organisasi, untuk memberikan reward kepada anggota / kader yang telah memberikan sumbangsih kepada organisasi. Sekecil apapun sumbangsih yang diberikan anggota dan sekecil apapun reward yang diberikan oleh organisasi, tidak masalah. Yang terpenting adalah adanya interaksi timbal balik dari kedua belah pihak.
Sebagai contoh: seorang kader organisasi yang semula kurang memiliki komitmen, namun setelah bergabung di dalam organisasi ternyata selain ia mendapat imbalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ternyata didapati  adanya hal-hal yang menarik dan memberinya kepuasan. Hal itu tentu akan memupuk berkembangnya komitmen individu tersebut terhadap organisasi.

Bagaimana cara menumbuhkan komitmen organisasi?
Identifikasi
Memodifikasi tujuan organisasi, sehingga mencakup beberapa tujuan pribadi para anggota / organisasi memasukkan pula kebutuhan dan keinginan pegawai dalam tujuan organisasinya. Hal ini akan membuahkan suasana saling mendukung diantara para pegawai dengan organisasi.
Keterlibatan
Berpartisipasi dalam berbagai kesempatan pembuatan keputusan bersama keputusan bersama, harus ditanggung bersama pula. Dengan terlibat di dalam pembuatan keputusan, maka anggota belajar untuk konsekuen terhadap apa yang mereka putuskan.

Loyalitas
Merupakan kesediaan seseorang untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu dengan mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun (Wignyo-soebroto, 1987).


Nah, dari beberapa uraian diatas, kita ketahui bahwa untuk menciptakan para kader yang loyal dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap suatu organisasi, nggak hanya membutuhkan peran kader / anggota saja. Tetapi harus didukung oleh Organisasi itu sendiri, dengan cara memberi feedback kepada para anggotanya tersebut. Deal kan..?



Source:
Hand Out mata kuliah Psikologi Sumber Daya Manusia
Jewel, L.N & Siegall, Marc. 1998. Psikologi Industri / Organisasi Modern. Psikologi Terapan untuk Memecahkan Berbagai Masalah di Tempat kerja, Perusahaan, Industri dan organisasi. Edisi 2. Jakarta : Arcan.




By Z A I N I D A
Disampaikan juga pada Diklat Dasar VII
KOPERASI MAHASISWA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Dengan Judul
MANAJEMEN ORGANISASI
( MEMBENTUK LOYALITAS ANGGOTA)

Minggu, 11 Januari 2009

BUKAN DIA… TAPI GUE

Punya nama ZAINIDA yang simple n abjadnya paling terakhir di deretan 25 abjad kadang-kadang bisa bikin untung, tapi kadang juga bisa bikin buntung. Untungnya, dulu pas di duduk dibangku esde, disekolahan sering banget ada pelajaran menghafal, menyanyi atawa mengerjakan tugas di papan tulis dengan memanggil nama siswa satu-persatu untuk maju ke depan kelas. Biasanya dipanggil menurun absen. Kita semua sering deg-degan apalagi kalo pas lagi diajar sama guru yang kiler. Nah… berhubung absent gue paling belakang, jadi sering terselamatkan. Hehehe… siswa yang maju baru nyampe absen hurup S, ternyata waktunya dah habis. Pelajaran diakhiri dan bu guru bilang ”Sambung minggu depan” Ternyata minggu depannya, si Guru udah lupa. Walhasil kita-kita yang absen belakangan pada gak jadi maju. Alhamdulillah… Yes! Yes! Yes!!.. Keuntungan yang laen, gue ga usah panjang-panjang nulis nama di kolom LJK ulangan umum or SPMB. Cukup lingkarin tujuh huruf : Z-A-I-N-I-D-A. Beres deh... Gak pake kehabisan waktu. Ga pake ga cukup kolomnya. Hehehe...

Selain untung, gue juga pernah buntung alias mengalami hal-hal yang tidak diinginkan gara-gara nama. Terlepas dari masalah simple or abjad terakhir lhoo... Tapi tentang nama hampir kembar. Yups, entah kenapa gue ngalamin hal ini pada event yang sama dan berurutan pula. Begini ceritanya...

Pada saat ngajar Pelatihan Aplikasi Internet 2006 lalu untuk Mahasiswa Baru di kampus, ada salah seorang rekan (sesama Intruktur) yang bernama Zein Zamroni (Halo Zein.. namamu mampir di blogku nich..). Waktu itu kebetulan gue dapet ngajar 1 kelas ama dia. Pada awal pertemuan, kami memperkenalkan diri. Kebetulan waktu itu, yang memperkenalkan instruktur adalah Zein karena gue lagi ngambil presensi dan buku di kantor. Setelah mengajar, kami berikan kesempatan kepada para Maba mengoperasikan komputer masing-masing untuk mempraktekkan apa yang telah kami ajarkan. Gw pun duduk di depan komputer untuk merekap presensi dan chek mailist. Sedangkan Zein mengambil posisi di komputer depan gue dan sama-sama ngenet. Lagi serius ngerekap presensi, tiba-tiba ada salah seorang Maba (Mahasiswa baru) yang memanggil ” Kak Z*in... Kak Z*in...” suaranya emang rada gak jelas cos saingan ma suara mp3 player yang baru di stel Zein. Tapi gue yakin 100% bahwa suara itu lagi manggil-manggil si Zein. So dengan cueknya, gue lanjutin ngerekap. Merasa namanya dipanggil, dengan senyum manisnya si Zein mendekati suara anak yang memanggil. Terlihat wajah si Maba yang memanggil agak mengerutkan kening. Namun selanjutnya dia nanya sesuatu tentang materi yang belum ia pahami. Setelah menjawab pertanyaan anak itu, Zein balik duduk di depan komputernya, Sementara gue patroli keliling kelas memperhatikan anak-anak mempraktekkan internetnya. Hingga saat gue berada didepan anak yang tadi memanggil Zein, dia manggil gue.

Maba : ” Kak.... kakak gimana sih? Aku panggil kok malah kak Zein yang dateng. Aku kan mau nanya materi kakak yang tadi.”
Gue : ( Agak kaget, tapi masih jaim) ” Emangnya tadi kamu manggil siapa dek?”
Maba : ”aku manggil kak Zain.... bukan Kak Zein...Nama kakak kak Zainida kan? Tadi kata kak Zein, panggilan kakak kak Zain ”
Gue : ” OALAAAH...” (Ngikik dalam hati. Ternyata dia manggil gue Zain. Bukan Nida. Hihihi... Jujur gue ga pernah dipanggil Zain, so rada asing kedengerannya) “ Gini dek... tadi kan kak Zain.. lagi ngerekap presensi, jadi kak Zein yang patroli keliling kelas. Nah... sekarang ini giliran kakak yang keliling kelas. Sama aja kan? Kan sama-sama instruktur kalian.” ( sukses ngeles dengan ramahnya. Hehehe.. gue pikir si maba manggil Zein, ternyata bukan dia... tapi gue... )

Pada saat gue menghampiri Zein dan mau cerita tentang kejadian barusan, gue denger suara maba yang manggil-manggil lagi. Kali ini dari pojok belakang. Seorang maba yang (maaf) dandanannya rada centil n yang paling banyak omong di kelas manggil-manggil. ” Kak Z*in... kak Z*in...” aduh.. lagi-lagi gak jelas. Ternyata Zein juga dengar panggilan itu. Sejenak kami saling berpandangan. Tapi yang dipanggil sapa yack? Gue apa dia? Akhirnya, karena gue yang lagi berdiri, secara.. gue yang ngedeketin panggilan itu. Saat gue deketin, maba itu sewot ” Aduh kak.... aku ni manggil kak Zein, kok malah kak Zain yang ndeket seh? Aku kan mo minta alamat imel kak Zein yang ganteng itu. Bukan kak Zain lah... masa’ jeruk makan jeruk?” anak itu ngomel-ngomel ga jelas. OH GOD...!!!! salah satu Panitia aplikasi internet yang lagi ada di dalam ruangan mendadak ngakak sengakak-ngakaknya diikuti seluruh peserta pelatihan sekelas.
Ternyata, kasus Zain vs Zein yang gue alami itu justru jadi bahan banyolan para instruktur n panitia saat evaluasi mingguan. Ikhlas aja deh, sebagai bahan intermezo biar semua pada ga stress. ”Makanya, besok lagi dilabelin ’mas’ dan ’mbak’ donk biar gak bingung. Para maba jangan disuruh manggil ’kakak’. Iya kan mas Zain... mbak Zein... Wakakak...” Celetuk salah satu panitia. Bahkan saat katemu di pelatihan periode selanjutnya (2007), Rusdi, rekan instruktur 2006 yang dulu paling getol ngeledeki kami, tahun 2007 jadi Panitia masih juga ngeledekin gue. ” Mas Zain... mas Zain... gimana kabarnya mbak Zein? Kuq ga da kabarnya yach?” ga peduli di depan panitia, instruktur, dosen, mahasiswa, tetep aja manggil gue mas Zain. UGH...! Awas lo Rus, Gue kutuk jadi cakep!!!

Malapetaka tentang nama tak berakhir sampai disitu aja ( Malapetaka? Lebay ah lo Nid! ^_^). Pada saat pelatihan Aplikasi internet 2007 alhamdulillah gue jadi Instruktur Aplinet lagi. Dengan maba yang baru (ya eyalah... mana ada maba yang lama), panitia yang baru,dan rekan instruktur yang baru juga. Ada juga beberapa wajah lama yang menghiasi susunan instruktur dan panitia. Ceritanya berawal pada saat pembagian jadwal ngajar hari pertama. Saat kordinasi gue duduk di sebelah mas Zaenal ( Mas Zae... mas Zae... namamu juga nongol di blogQ neh!) . Salah satu rekan instruktur aplinet. Saat kami asyik dengan internet masing-masing, gue denger salah satu instruktur bilang ” Zae... besok pagi kamu ngajar gantiin Zaki di labkom C shift 2 ma Eva ya...” Kira-kira yang dipanggil gue apa mas Zaenal ya? Mengingat pengalaman tahun lalu, gue ga mau ngelakuin kesalahan yang kedua kalinya. Ah... jelas-jelas dia bilang ’Zae’ pasti mas Zaenal lah... tapi ga ada salahnya kalo gue tanya mas Zaenal buat konfirmasi.
Gue : “ Mas...mas... orang yang barusan itu, manggil saya apa mas ya?”
Mas Zaenal : “ Aduh maap, saya ga denger.”

Denger jawaban mas Zaenal yang rada mengecewakan gitu, gw cari inisiatif lain, untuk mencari si empunya suara. Tapi terlambat. Dia dah ga ada. Dia dah pulang. Orang yang punya nama Zaki juga sudah sirna. Mo nanya ke panitia, tapi gue lupa belon nanya siapa nama mas yang tadi itu. Maklum...hari pertama kordinasi. Masih belum apal semua nama instruktur. Akhirnya gue balik lagi ke mas Zaenal. Sambil nanya “ Mas.. kalo boleh tau, nama panggilan mas siapa?” belum sempat mas Zaenal ngejawab pertanyaan, seeorang temannya manggil dia dari luar “ Zae... Zae... cabut yuk!” mas Zaenalpun mengambil tasnya sambil bergegas keluar “OK man!” Oo..... ternyata, panggilan dia thu Zae... ( Manggut-manggut paham). Sekarang gue yakin 999% klo instruksi pertukaran shift tadi ditujukan ke mas Zaenal.

Hari ke 4 pelatihan aplikasi internet, saat lagi ngajar shift pertama, icon di Yahoo Messanger gue kedap-kedip. Ternyata dari bang Zack, instruktur Aplinet juga yang punya nama asli Zaki.

Bang Zack : ” Non, ntar gantiin aku ngajar lagi yack... aku bentrok ngajar lagi di KBA (Kursus Bahasa Asing) di kampus I neh. Aku ikhlas kok ngasih kamu ’rejeki’ sama kamu. Ga minta tuker pake shift kamu. GRATIS.. TIS...!”
Deg... perasaan gue mulai ga enak. Emangnya kapan ya bang Zack ngasih gue shift ngajar gue? Gue memutar memori. ASTAGFIRULLAH.... jangan-jangan...

Selesai ngajar shift pertama biasanya gue langsung nongkrong di kOPMA sambil nunggu waktu untuk ngajar lagi di shift 3, tapi kali ini gue langsung ngacir ke ruang panitia dan menghampiri salah satu panitia yang lagi jaga presensi instruktur.

Gue : (sambil ngos-ngosan) ” Mas.. mo... nanya, Hhh.. Hhh... dari... hari pertama... sampe.. hari ketiga... shift I di labkom C... siapa yang ngajar bareng Eva..?”
Panitia : ” Labkom C shift I ya? Mmmmm....” (bolak-balik presensi) Ini cuman ada tanda tangannya mbak Eva sendirian mbak. Ga ada partnernya. Kasian mbak Eva.”
Gue : ” Hah? Sendirian? Berarti ga ada yang gantiin bang Zack dunk? Ada catatan pertukaran shift ga mas? Soalnya bang Zack memang bilang dia ga bisa ngajar untuk minggu ini.”
Panitia : ” Bentar ya mbak...” ngecek jadwal pertukaran instruktur) ” Ini mbak... mas Zaki Masani Zulkarnaen ngasihin shiftnya ke mbak Zainida. Lho.. ini nama sampeyan kan? Hayo.. kemana aja sampeyan selama ini? Kenapa mabak Eva ditinggal sendirian? Gimana pertanggung-jawabannya ini? Bla.. bla.. bla..”
Gue : ” lho... saya mas? Anu.. anu.. “ (gelagepan) “ Bukannya mas Zaenal mas? Kemaren instruksinya kurang jelas siapa yang dituju. Cuman manggil ‘Zae..Zae..’ doank”
Panitia : Ya nggak mungkin mas Zaki ngasihin shiftnya ke mas Zaenal lah mbak... Lha wong di shift yang sama mas Zaenal juga lagi ngajar neh (sambil nunjukin jadwal ngajar instruktur)

Gue tertegun. Shock, malu, nyesel, kenapa gue buang-buang rezeki yang udah Allah titipkan lewat bang Zack. Ternyata panggilan Zae yang gue pikir buat mas Zaenal kemaren itu justru bukan untuk dia, tapi gue...

KETIKA SESAL ITU DATANG PADAKU

by; Nida & Riri

Masih ingatkah dirimu?!?!
Ketika kau datang
Dengan sejuta pesonamu
Kilaumu membutakan hati
Hingga kululuh padamu
Ingin kucoba... kucoba... dan kucoba...

Dan terbanglah semua khayalku
Bersama serbuk kenikmatan semu
Yang mengalir disetiap pembuluh darahku

Dan terbuailah s’gala birahi
Yang bergelayut dicelah kesucian
Kurasa dekapan surga dunia mengelilingiku
Terus... terus... dan terus...

Kini...
Kenapa tubuhku?!?!
Terguncang setiap kali kumencoba
Melepaskan kenikmatan itu
Ketika itu pula kuusadari
Titik-titik hitam bernoda
Disetiap jaringan sel tubuhku

Kenapa kau rusak akal sehatku??
Kenapa kau renggut harga diriku?!?!

Kukatakan kaulah penyebabnya!
Kucoba katakan kaulah biang keladi semua ini !!!
Namun.. haruskah kukatakan
Dirikulah yang bersalah?!?!?

Kini...
Kuterpuruk disini
Mengais sisa-sisa harapan
Mengorek tetes-tetes asa

Tuhan...
Masih tersisakah seberkas cahaya terang
Yang mampu menerangi lilin
Yang telah telah redup ini?

Kini...
Tinggallah seonggok daging busuk
Yang bernyawa
Duduk terpaku menatap
Cahya kemuliaan Illahi...

Kualihkan pandangan kelamku
Mencoba mencari sudut
Berlainan dipenglihatan
Selami heningnya kalbu...

Dibacakan pada acara
Talk Show ”Stop Narkoba n Free sex”
KOPMA PARTY 2005

Minggu, 04 Januari 2009

Ai Loph Yu, Babe aye..

" Yang säbär ya Sáyàng, percäyålah bähwa hidup, mati, jødøh, kekayaan, dll. Itu datengnya dari 4WI. Jadi kamu ga usah khawatir. Tetep sèmangat bwt sembuh, ga usah mikirin macèm-måcem dulu. Baek-baek di rumah ya. Jaga adek2mu" itulah kata-kata t'akhr (red:maksude t'akhr bwt hari ne.bkn t'akhr bwt slamanya loch) dari bokäp sore ini sblm bälik k Bändung. Ga trasa air mata m'netes bak air hujan yg m'netesi daun tales. Setetes.. Dua tetes.. Tes..tes.. Sumpah, s'umur idup klo bøkap mø brangkat kerja ör balik k t4 tugas nun jauah dimato gw ga pernah nangis. Paling banter cman kucek-kucek mata karèna kelilipan. Mungkiñ.. Karena køndisi gw yg msh sakit gini kali yack?¿?

Slama smggu ini, bøkap yg plg sètia nganterin gw kmanä-mänä. Nganterin terapi, nganterin k warnet, bahkan walopun ga pgn kmana2, si bapak pgn aja nganterin. Katanya biar si Nida itu liat dunia luar. Ga cuman kencan ma kucing doank d rmh.

Slama smggu dirumah, bøkap yg always tau klø pnyakit insømnia gue kumat. Baru bs tdr jam 3an. N alhasil, bøkap slalu ngömel2 klo gw bo2 siank. "Ntar malem ga bs tidur lg loch"

Dån selama ini, bökap yg selalu menafkahi keluarga dan guelah yg paling banyak ngabisin biaya mulai dr dalam rahim sampe segede gini.

Duh, klo di inget2 gini, kayaknya ga imbang bgt ma kelakuan gw k bokap ya..

Gw yang always cuek ma bøkap. Karena beliau jg cuek. Tp aslinya atinya bæk loch. Sumprit! Tanya aja nenek gue.

Gw yg slalu nurut tapi sering ngedumel dalem ati klo bokap nyuruh ini-itu.

Gw yg jarang tanya kabar bøkap, sekalinya nelpøn cuma kalo duit kiriman dah mepet bener.

N yang paling bikin gue nyesel. Gue ga pernah mø nengøkin bøkap pas bökap opname kebäkaran pas di Bali dulu. Bégini cèritänya: waktu di Bali dulu,kira2 gw msh kls 4 SD. Rumah gue kebakaran, bøkap gue jadi kørban n opname slama 1 bln. Padahal pnyakit gue yg paling parah saat itu adalah 'paling takut sama rumah sakit' dengan sejuta alasan: karena takut ada kamar mayat,takut ama mayatnya juga,sering ada keranda mayat lewat,suka ngeri sendiri kalo ada tereakan histeris di RS , takut ma orang buntung,bla..bla..bla.. Pökoknya rasa2 parnø yg ga penting bgt dan ga manusiawi sama sekali. Walopun dipaksa2 n diseret2 nyokap gw tetep keukeh ngedeprok d koridor RS. Akhrnya gw m'nyerahkan diri stelah di kejar2 ma keranda mayat yg lewat (red:sbnernya bkn kerandanya yg ngejar.tp keranda itu d dorong ma perawat mendekati gue.So kesannya kayak dikejar,gtu.Hehe..) itupun gue cuma diem di luar kamar bokap. Ga brani msk karena gue dgr bahwa pasien d sebelah bokap gue baru di amputasi tangan n kakinya. Nah! Tu salah satu hal yg gw takutin. Ga brani liat, jadi ga brani msk k dalem buat nengok bokap. Sementara bokap gue d dalem terus manggil2 " Nida..nida.. Ayo masuk nak.. Bapak kangen" gw diem aja diluar sambil geleng2in kuncir rambut gue n nangis gara2 didoröng2 nyokap disuru masuk. Hingga akhrnya, pas gue liat k jendela kamar bokap.Astagfirullah.. Bokap gw b'diri n ngintip2 dr jendela yg lumayan tinggi sambil t'senyum dan melambaikan tgnnya bwt gue. Padahal boro2 b'diri. B'gerakpun sbnrnya blm bs. Tp saking kangennya ma gue. Bliau seolah pnya kekuatan utk berdiri. Köntan saja,nyokap n nenek lgsg lari masuk n megangin bokap biar ga jatuh. Gw liat jelas d balik jendela itu, wajah bokap yg tadinya bersih n gemuk berubah jd kurus n brewokan. Duh..kasian bgt. Smua yang ngeliat kejadian itu jdi pada nangis,termasuk para perawat n pasien yang ada d kamar itu. Hiks.. Thu kan gue jd m'nitikkan air mata lagi sambil ngetik blog ini.

Ok, sampe kapanpun.. Ai loph yu forever,Dad!

Sabtu, 03 Januari 2009

Båru.. Bäru.. Bäru..

Tähun baru, smangat baru, blog bäru.. But tenang aja. Tulisan d blog lama jga udah gue posting ke sini kuq. ^_^

LOSE MY BREATH

Lagi asyik chek imel n FS neh. Comment p’tama gue baca dari adek-adek kos gue; Yuyun n Shanti. Isinya kurang lebih sama aja “ Canggah… (red: Ne panggilan sayang gue dikosan. Secara... dulu gue orang ter’uzur’ d blok bawah. Walopun di blok atas masih banyak juga anak-anak yang seangkatan gue, namun panggilan cecanggah udah terstempel di jidat gue. G peduli dimanapun kita tetep manggil gw ‘canggah’ mo di kosan, di kampus, di warnet, di warung makan, di mall, via telpon, via SMS, via imel, via blog, via Friendster,dll. Bahkan yang paling malu-maluin, mreka pernah teriak-teriak manggil gw canggah di depan kelas. Saat gw harus jaga image. Saat gue harus bertampang serius walopun ada badut ngelawak di depan gue. Saat gue membawa nama baik kampuus didepan para mahasiswa baru UMM 2006. Yup, itulah Saat gue ngajar Aplikasi Internet n si shanti jadi muridnya yang terus aja godain gw dengan panggilan ‘Canggah...’ Aduhhhh...) Canggah kapan ke malang lagi? Kita kangen Nggah. Kangen ama menu makan canggah yang always bubur ayam – soto – bakso – mie – bubur ayam – soto - ........(ini nih salah satu penyebab penyakit infeksi usus gue) Kangen ma masuk angin n wedang jahenya canggah (pantesaaaan dipanggil canggah). Kangen ma suara kpala kejedot n kaki kepleset canggah. Dll deh... pokoke Canggah cepet sembuh yack... biar bisa k kosan lagi”.


Comment berikutnya dateng dari Bakpao alias Nina. Masih anak kos gue juga. Dah lulus juga n skrg dia berada di pulau seberang, di Banjar Baru. “Nid... gimana kabar kamu? Dah baekan blum? Buruan sembuh atuh neng... biar bisa kencan lagi. Btw.. gimana kerjaanmu? Lancar kan?” uhuk-uhuk... gue keselek 2 kali neh. Uhuk p’tama : Kencan ma sapa coba? Ma kucing? Uhuk kedua : KERJAAN? Gw kan blum sembuh, so blum bisa kerja lah... Oooo... gw tau (sambil menjentikkan jari, muncul bolam lampu diatas kepala) Maksudmu kerjaan ’tidur’ ya Pao? Alhamdulillah... lancaaarrrrrrr...!!!


Lagi asyik baca FS, tiba-tiba gue dapet SMS dari Sandra, sahabat gue yang sekarang ada di Bandung. ” Nid, gimana hasil tes CPNS lo? Lulus gak? Gue kemaren gagal. Moga-moga lo lulus yack...” Hiks... hiks... gue trenyuh ngebaca SMS si Teteh. Bukan trenyuh karena teteh gagal setelah b’juang, Tapi gue trenyuh karena gue ‘gagal sebelum berjuang’. “Btw cepet sembuh yack.. Katanya mo nengokin Bokap lo di Bandung sekalian maen kerumah gue.“


Seolah ada kontak bathin ma sandra, sobat gw satu lagi, Arin, yang masi b’sisa di Malang menelpon gw “ Chantik... gue kangen ma lo n Sandra. Kapan lo ke malang? Gue nyesel... sekarang gue disini sendiri juga karena gue. Gue ketinggalan jauh dari kalian. Kalian udah bebas dari bangku kuliah, gue masi nguber-nguber pembimbing gue yang ga jinak-jinak. Chantik... skripsi gue mbuleeeet (baca:ribet) ae.” Duh Maniez, se’andainya gue sehat, pasti besok pagi gue udah ada disamping lo buat ngedengerin keluh kesah lo, nemenin lo ke perpus, nemenin lo bimbingan, jadi satpam ngoprak-ngoprak lo buat garap skripsi. ” Sory chantik,bukan waktunya gue ngeluh didepan lo yang lagi sakit. Udah ga usah pikirin gue. Cepet sembuh ya chantik.. biar lo bisa ke malang lagi, kita ke KOPMA bareng lagi, masak bareng lagi, ngerumpi bareng lagi, photo box di MATOS lagi, bla...bla..bla.. Oh ya Chantik. Pokoknya lo harus cepet sembuh. Inget nyokap lo masih ngebutuhin lo jadi babbysitter n pembokat chantiknya, buat ngurus rumah n adek2 lo. Oke coy... CHAIYYOOO”


Satu lagi sobat gw yang slalu mensupport gw. Riri, sobat gw dari SMP n kita ketemu lagi di bangku kuliah dan tinggal sekosan saat ini dia ngelanjutin S2 di Unpad Bandung. Dia always ngoprak-oprak gue buat ngelanjutin S2 bareng dia. Alasannya sih biar bisa nemenin bokap gue yang kerja di Bandung juga. Sejuta kali dia ga bosen-bosen ngerayu gue, n sejuta kali dan ga bosen-bosen juga gw tolak mateng-mateng. ” Nek, gimana keadaan lo? Dah mendingan lom? Eh... ne dikampus gw ada pendaftaran maba S2 Psikologi. Lo mao gue kirimin formulir kagak? N sekalian gw cariin kosan? Or lo mo tinggal ma bokap lo aja di Cibeureum? Ya udah deh..gapapa walopun jadi jauh ma kosan gue, ntar lo kuliahnya naek angkot or ojek aja ya...” Aih- aih... kan gue dah bilang klo S2 gue dipending dulu. Gue lagi bosen kuliah, nek. Gue pengen kerja dulu, buat bantuin bokap ngebiayain adek-adek, terus konsentrasi di Karir, terus nikah, terus buka usaha bareng suami, terus punya anak, nyunatin anak, terus nyekolahin anak, terus naek haji, terus mantu, terus........ ( Eits... kapan S2nya yack? Ho..ho..ho..)


Sorenya, Gw dapet telpon dari organisasi gue di kampus. ”Assalamualaikum mbak Nida... Ni Ririn mb... mba’ kita ada undangan buat mbak nih, tapi karena ga sempet ngirim ke imel ya udah via telpon aja yach... Maap ya mba, ga sopan. Lusa KOPMA ngadain diklat ruang, mbak. Ngumpul di KOPMA jam 7 pagi. Biasanya mbak Nida kita todong bwt jadi pemateri, tapi kali ini enggak kok mbak.. so tenang aja. Trus diklat lapangnya minggu depan n diklat kewirausahaannya minggu depannya lagi. Sekian sekilas info. Mbak klo dah sehat dateng ya... Cup..cup.. Muach... Oh ya kalo ke malang ga usah bawa-bawa lumpur lapindo ya..hehehe.. Wassalam”. Fiuh... Adek-adekku chayank, sebenernya mbak pengen banget ada disana. Tapi tunggu mbak sembuh dulu yach... kalopun ga kebagian untuk menyaksikan Diklat, mbak pasti mendampingi kalian saat kalian LPJ nanti. Insya Allah Mbak akan datang di RAT nanti. (Optimis, sambil mengepalkan tangan. Chaiyyo...Chaiyyo...).


Besok paginya, Ringtone ”Tetap Bertahannya-Wali” dari HP gue berbunyi. Ternyata mas Edi, kenalan gue di Pare telpon ” Halo Nida... gimana kabarnya? Udah sembuh belom? Kamu sakit apa sih kok betah banget? Btw ni anggurnya udah berbuah. Aku jadi inget kamu. Buruan ke Pare ya.. kLo enggak ntar kehabisan loch..” Mas Edi, tau ga sebenernya detik ini aku juga ada di Pare? Mo kursus lagi n yang jelas aku pasti maen kerumahmu. Tapi berhubung Allah berkehendak lain. Ya.. aku ’tetap bertahan’ di Juanda deh mas...


Gue cuman bisa menghela nafas ketika membaca atawa mendengar semua itu. Gue jadikan semua simpati-simpati yang masuk ke gue itu adalah penyemangat buat gue. Semua itu adalah harapan-harapan masa depan gue yang sempet tertunda,. Yup.. Gue harus semangat n selalu berdoa agar cepat sembuh. Ga perlu disesali. Saatnya bangkit. Saatnya kembali menatap masa depan. Semua yang terjadi pasti ada hikmahnya kok.

Temen-temen... minta do’anya ya... biar Nida bisa lekas berada ditengah-tengah kalian lagi...




TEACHING PEINT OF THE DAY

Kita boleh meminta pada Allah. Allah tidak memberi apa yang kita inginkan / Harapkan. Tapi Allah memberi apa yang kita butuhkan.